Magelang, Gatra.com - Kartunis asal Ngablak, Kabupaten Magelang Yustinus Anang Jatmiko (49), yang belum lama ini meraih juara 1 Festival Andromeda Trento Italy kompetisi XV Edition of The Trento Economic Festival, mendapat apresiasi dari Pemkab Magelang, Jawa Tegah.
Bupati Magelang Zaenal ArifiN, mengatakan, atas prestasi yang diraih tersebut Pemkab Magelang memberikan apresiasi berupa uang pembinaan Rp5 juta agar di tengah masa pandemi ini tetap bisa berkarya dan berprestasi. Zaenal menuturkan, apresiasi itu lebih karena prestasi dan karyanya dan jangan dinilai berapa nominalnya.
"Kami menghadirkan Mas Yustinus Anang Jatmiko, inilah salah satu contoh bakti kepada orangtuanya. Mas Jatmiko ini aktivitasnya dulu di Bali, tapi karena saat ini ingin merawat orangtua, ibunya yang sudah sepuh, pulang dari Bali, mendarmabaktikan kepada orangtuanya. Di tengah-tengah merawat orangtuanya bisa memberikan kontribusinya untuk meraih prestasi dan mengharumkan nama Kabupaten Magelang. Jadi ini tentunya menjadi contoh bagi kita semua di pandemi bisa berkarya," katanya, Senin (5/10).
Anang yang belum lama ini menjadi juara pertama, Festival Andromeda Trento Italy kompetisi XV Edition of The Trento Economics Festival bertema Environment and Growth, mengirimkan karya berjudul Global Warming. Dalam karya kartunnya tersebut menceritakan beruang dan penguin yang sedang kebingunan karena es sudah mencair akibat pemanasan global.
"Disitu saya gambarkan beruang dan penguin sedang kebingunan karena es sudah mencair karena pemasanan global. Es mencair, sudah bangunan-bangunan, gedung bertingkat berdiri, beruang kutup dan penguin mempertanyakan nasib mereka bertahan, dewe kudu kepiye. Seperti itu," katanya.
Ia menceritakan, dalam festivasl ini ada 200 karya, kemudian dipilih menjadi 100 karya. Dari 100 karya tersebut untuk menentukan juara berdasarkan voting orang yang melihat karya tersebut. karyanya memperoleh vote terbanyak mengungguli dua kartunis asal Italia di posisi juara dua dan tiga.
Pada kesempatan itu ia menuturkan, hampir seluruh media nasional maupun lokal pernah memuat karyanya. Namun dalam waktu 4-5 tahun terakhir, semenjak era digital berkuranglah kaveling kartun di media cetak. Dengan berkurangnya kaveling kartun tersebut, maka berdampak terhadap pendapatannya.
"Jujur itu sangat memprihatinkan, menyedihkan, bagi kami kartunis yang mengandalkan mengirim karya di koran. Jadi dengan era digital sekarang, otomatis lahan, kaveling untuk kartunis itu menjadi sempit sekali. Bagi kami yo nyesek lho, karena kita ngirim ke koran dapat honor itu berarti banget. Ketika sekarang era seperti ini, era kaveling koran kian sempit, kian ciut, juga memprihatinkan," katanya.
Reporter: Raditia Yoni