Yogyakarta, Gatra.com – Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Daerah Istimewa Yogyakarta sempat kena pukul saat melakukan operasi penegakan protokol kesehatan Covid-19. Pelanggar protokol kesehatan di DIY melonjak hingga 337 persen dalam sebulan.
Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad mengatakan, secara intens petugas melakukan operasi penegakan Peraturan Gubernur (Pergub) DIY Nomor 77 Tahun 2020 tentang protokol kesehatan Covid-19. Menurutnya, tak mudah menjalankan tugas itu. Anggota Satpol PP bahkan pernah dipukul seorang warga saat bertugas di Pasar Sentul, Kota Yogyakarta, medio Agustus lalu.
"Saat petugas memperingatkan warga tidak memakai masker, orang itu melakukan pemukulan ke anggota kami. Kemudian dilerai anggota Brimob, tapi juga kenal pukul. Jadi yang kena pukul anggota kami dan anggota brimob,” tuturnya saat dihubungi Gatra.com, Senin (5/10).
Noviar mengatakan, Satpol PP kemudian mencokok pelaku pemukulan dan dibawa ke kantor polsek setempat. “Setelah diidentifikasi, yang bersangkutan ternyata stres, punya tekanan, dan alergi melihat orang berseragam,” ucapnya.
Menurut Noviar, anggota Satpol PP yang kena pukul tak sampai mendapat perawatan medis. “Benjol dikit. Tidak apa-apa, namanya juga tugas,” katanya.
Noviar menyatakan, saat menegakan protokol kesehatan, petugas juga menerima banyak protes. Protes juga datang dari pengendara mobil yang bersikeras tidak memakai masker karena merasa sehat.
“Padahal ketentuannya setiap aktivitas di luar rumah harus memakai masker, baik itu sendiri di dalam mobil, atau sedang jalan kaki. Jadi kadang mereka menafsirkan sendiri bahwa mereka sudah sehat. Padahal memakai masker sifatnya wajib,” kata Noviar.
Menurut Noviar, pelanggar Pergub DIY Nomor 77 Tahun 2020 terus bertambah tiap bulan. Jika pada Agustus lalu terdapat 2.777 pelanggar, September ini tercatat 12.154 pelanggar atau meningkat 337 persen atau lebih dari tiga kali lipat dalam sebulan. “Dari segi jumlah meningkat. Tetapi frekuensi operasi juga bertambah,” kata dia.
Warga yang melanggar aturan ini mayoritas karena tidak memakai masker dan tak jaga jarak. “Sanksi yang kami berikan biasanya kami minta menyapu jalan atau memungut sampah,” ucapnya.