Wawancara Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso
GATRAreview.com - Pandemi Covid-19 yang berlangsung panjang dikhawatirkan membawa dampak terhadap produktivitas sektor pertanian. Presiden Jokowi di beberapa kesempatan mengingatkan semua pihak agar waspada akan terjadinya krisis pangan. Sehingga dengan itu perlu manajemen rantai pasok yang mampu memperkuat distribusi pangan ke semua wilayah. Perum Bulog termasuk BUMN yang paling berperan dalam pasokan pangan di tanah air. Badan ini juga bertanggung jawab memastikan pangan tersedia dengan stok yang cukup dalam jangka panjang. Untuk mengetahui langkah-langkah pemerintah terutama Bulog dalam menjamin ketersediaan logistik di Indonesia, wartawan Gatra review Erlina Fury Santika mewawancarai Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn.) Budi Waseso secara tertulis. Berikut petikannya:
FAO memprediksi pandemi Covid-19 akan berakhir dengan krisis pangan. Bagaimana antisipasinya?
Krisis pangan yang dimaksud FAO utamanya merupakan imbas dari penanggulangan Covid-19 berupa lockdown dan PSBB kepada jalur logistik. Di sisi penyerapan, Bulog memiliki jaringan kantor di seluruh pelosok Indonesia untuk secara merata melaksanakan penyerapan produksi petani lokal. Di sisi penyimpanan dan distribusi, Bulog memiliki jaringan gudang dan anak perusahaan di bidang transportasi komoditas yang bertugas mengurusi pemerataan dan pemeliharaan stok komoditas. Melalui jaringan kantor yang tersebar di Indonesia, Bulog dapat melakukan kegiatan penyaluran operasi pasar, BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai), Bansos, dan kegiatan komersial regular untuk melayani masyarakat Indonesia melalui penyediaan pangan pokok murah dan berkualitas.
Dari kegiatan operasional yang dilakukan, Bulog ikut berperan dalam mengatasi efek penurunan daya beli masyarakat di sisi hulu terhadap tingkat penjualan dan harga produsen pangan pokok. Sampai saat ini Bulog tetap melaksanakan penyerapan komoditas dalam negeri dengan tujuan menjaga kesinambunan produksi sehingga para petani tetap memiliki pendapatan yang rutin dalam tingkatan harga yang menguntungkan (profitable).
Seperti apa peran Bulog dalam percepatan pemulihan pasokan bahan pokok dan menjaga ketahanan pangan nasional?
Sesuai penugasan pemerintah sebagaimana tercantum pada Perpres 48 Tahun 2016 bahwa Bulog memiliki tugas utama menjaga kestabilan harga pangan pokok di tingkat hulu dan hilir. Pada penjagaan harga di tingkat hulu, Bulog menyerap hasil produksi petani secara rutin pada harga yang profitable sehingga kesinambungan produksinya dapat terjaga. Hasil penyerapan tersebut yang biasanya terkonsentrasi di titik-titik tertentu kemudian disalurkan secara merata di seluruh Indonesia dan dengan harga sesuai dengan ketentuan dan kompetitif sehingga menjaga daya beli masyarakat. Dari proses kerja Bulog terlihat bahwa Bulog berperan nyata dalam pemerataan ketersediaan pangan dan menjaga ketahanan pangan nasional melalui stabilisasi di tingkat hulu dan hilir.
Bagaimana dampak Covid-19 terhadap rantai pasokan pangan?
Sampai saat ini Bulog dapat menjalankan kegiatan operasional dengan baik dalam situasi wabah Covid-19 sehingga rantai pasok pangan ke seluruh Indonesia masih berjalan sesuai dengan rencana. Sumber-sumber pasokan komoditas di dalam negeri masih bekerja seperti biasa dan mampu memenuhi kebutuhan operasional Bulog. Dari sisi distribusi, Bulog memiliki anak perusahaan sendiri yang bergerak di bidang transportasi. Dalam pelaksanaan tugasnya melaksanakan distribusi komoditas, anak perusahaan tersebut memiliki armada angkutan yang dapat menjadi penyeimbang tingginya biaya angkutan.
Pada akhirnya, Bulog berupaya tetap melaksanakan kegiatan operasional seperti biasa (business as usual) di tengah wabah Covid-19 dengan melakukan upaya pencegahan yang tepat dan terukur. Tujuannya untuk memenuhi penugasan pemerintah di bidang PSO dan komersial serta mendukung upaya percepatan pemulihan perekonomian nasional akibat Covid-19 melalui penyerapan produksi dalam negeri dan menyalurkannya pada harga yang terjangkau.
Seberapa aman tingkat ketersediaan pangan nasional (safety stock) di masa pandemi ini?
Sampai saat ini disampaikan bahwa ketersediaan beras di pasaran umum nasional berada dalam tingkatan yang ideal. Diperkirakan sampai akhir tahun akan tersedia beras berlebih di pasaran umum yang dapat menjaga kestabilan harga dan pasokannya. Di sisi Bulog juga dapat disampaikan bahwa tingkat stok saat ini berada dalam kondisi sangat ideal dan sesuai amanah Rakortas bidang pangan untuk menjaga stok beras berada pada tingkat 1-1,5 juta ton setiap waktu.
Apakah Bulog dilibatkan dalam proyek raksasa lumbung pangan nasional di Kalteng?
Dalam proyek raksasa lumbung pangan nasional di Kalteng, Bulog akan berperan dalam off taker hasil produksi di proyek tersebut. Saat ini Bulog sedang merintis kerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk menjadi off taker hasil produksi lumbung pangan di Kalimantan Tengah tepatnya di wilayah Pulang Pisau. Dari kerja sama tersebut, Bulog berharap dapat ikut mendukung keberlangsungan program pemerataan produksi pangan di seluruh Indonesia.
Hasil penyerapan dari lumbung pangan tersebut utamanya akan menjadi cadangan beras pemerintah yang memiliki manfaat sebagai instrumen untuk penanggulangan keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana, ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras, bantuan internasional, serta kerja sama internasional.
**