Pekanbaru, Gatra.com - Larangan berkerumun yang diterapkan di era pandemi Covid-19, mestinya membuat calon kepala daerah memprioritaskan kampanye kreatif.
Menurut pengamat politik dari Universitas Riau,Tito Handoko, calon kepala daerah sebaiknya bisa memanfaatkan realita masyarakat digital saat ini. Kata Tito keberadaan ponsel ditangan pemilih, bisa menjadi pintu masuk untuk mengenalkan diri para kandidat.
"Tapi bukan sekadar update foto dan video. Melainkan bagaimana mengonsep fakta empirik di lapangan melalui video atau foto," jelasnya kepada Gatra.com, di Pekanbaru Minggu (4/9).
Sambung Tito kandidat kepala daerah saat ini mendapati kondisi terbatasnya ruang sosialisasi (kampanye akbar). Selain itu, masa kampanye yang relatif singkat juga menjadi tantangan, khususnya bagi para penantang petahana.
"Itu sebabnya kampanye kreatif di ranah digital perlu segera dilakukan. Namun, agar lebih ngena, perlu pelibatan orang yang ahli di ranah tersebut. Disamping itu memastikan konten itu terkirim dengan presisi agar terlihat pemilik akun, juga penting. Jadi bukan asal posting, konten dan momen pengiriman punya peran disini,"imbuhnya.
Sementara itu Sekretaris Partai Gerindra Riau, Hardianto, menyebut kampanye kreatif di ranah digital, sangat dipengaruhi infrastruktur internet di suatu wilayah. Tanpa sokongan sinyal telekomunikasi yang mumpuni, maka kampanye digital tidak akan optimal.
"Kenapa di Jawa, cakada banyak melakukan kampanye digital. Mungkin itu dipengaruhi infrastruktur internet yang mumpuni disana. Kalau di Riau saya rasa infrastrukturnya tidak sebagus Riau. Jadi yang bagus saat ini adalah memetakan mana wilayah yang kira layak untuk kampanye digital, dan mana yang tidak,"tukasnya.
Adapun data dari Pemprov Riau mendapati sebanyak 168 desa belum terjamah jaringan internet.