Siak, Gatra.com - Pandemi Covid-19 tak selamanya membuat kelesuan utamanya di dunia usaha. Risman, tetap tersenyum lebar meski di sekitarnya situasi ekonomi yang tak baik karena covid-19. Pasalnya, produksi buah nanas petani Kampung Tanjung Kuras, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau ini tetap stabil.
"Saya bisa hasilkan duit Rp50 juta sekali panen dalam satu hektare per tahunnya. Modalnya, hanya sekitar Rp13 juta," kata Risman saat bincang-bincang dengan Gatra.com, Jumat (2/10).
Risman mengaku hanya memiliki lahan seluas 1 hektare. Kendati hanya segitu, ia ogah menanam jenis tanaman lain di lahannya tersebut.
"Saya sudah 15 tahun jadi petani nanas. Memang, duitnya tak begitu banyak. Tapi bisalah buat tabungan. Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini, duit segitu sangat terbantu," kata dia.
Risman mengatakan selain jadi petani, ia juga sebagai agen atau pembeli nanas di kampungnya. Menurutnya, berkebun nanas tidak ribet. Tidak perlu menghabiskan waktu sepanjang hari di kebun.
"Setelah tanam, tiga bulan ke depan baru dibersihkan. Agar hasilnya memuaskan, saya juga gunakan pupuk kimia," kata dia.
Risman memilih jenis nanas moris atau nanas kampung. Menurutnya nanas ini lebih manis daripada jenis nanas lainnya. Dan harganya pun lumayan tinggi. Per buah, biasa dibandrol dengan harga Rp3.250.
"Yang kurang saat ini di daerah kami ini pabrik atau pengolahan nenas. Kalau ada, makin mantap ekonomi warga di sini," kata dia.
Terpisah, calon bupati petahana, Alfedri mengatakan DED pabrik pengolahan nenas seperti yang diharapkan Arisman tadi sudah dibuat Pemkab Siak.
"Sudah. Pengolahan ini akan dibantu Kementrian Perindustrian RI. Sebelumnya, kementrian itu sudah meminta Pemkab Siak untuk menyiapkan lahan seluas 10 hektare membangun pengolahan tersebut," kata Alfedri.
Alfedri pun berharap pengolahan buah nenas itu secepatnya dibangun. Sebab, petani nenas di Kabupaten Siak saat ini, tidak hanya di Kecamatan Sungai Apit, melainkan sudah tersebar dibeberapa kecamatan di Kabupaten Siak.
"Di Kecamatan Pusako juga sudah banyak petani nenas. Kalau di totalkan, di Kecamatan Sungai Apit saja, luas lahan nenas sudah 1.300 hektare, atau lebih luas dari pada tanaman padi. Kalau tak salah saya, per hari, minimal 20 ton buah nenas yang dihasilkan dari daerah ini," kata dia.
"Jadi, kalau sudah ada pengolahannya di sini, hasil panen tidak perlu lagi di jual ke Medan atau ke Jakarta. Bisa-bisa kedepannya, daerah kita penghasil selai nanas," tambahnya.