Jakarta, Gatra.com - Dalam bincang siang yang disiarkan secara langsung dari Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (1/10), dr. Norman Zainal, seorang dokter spesialis bedah orthopaedi dan traumatologi yang menjadi salah satu pembicara pada diskusi yang bertajuk “Pencegahan Covid-19: Beda Masyarakat, Beda Strategi?” ini mengatakan, masyarakat kita harus diberikan pemahaman soal karakteristik virus penyebab Covid-19 yang tidak terlihat, tidak berbau, dan tidak bersuara.
Virus ini kata Norman berbeda dengan demam berdarah atau DBD, yang ditularkan lewat nyamuk. “Ketika digigit nyamuk kita berasa. Berbeda dengan Covid-19 ini,” ujarnya. Oleh karena itu diperlukan informasi yang menyeluruh kepada masyarakat untuk menyampaikan pesan pencegahan Covid-19.
Selain itu kata Norman, juga perlu disadarkan kepada masyarakat, musuh kita ini tidak terdeteksi, saking kecilnya seperti hantu, masuk ke dalam badan kita tanpa diketahui. Penularannya pun lewat manusia. “Itu yang kemudian membuat orang sedunia bikin pusing,” kata Norman.
Virus ini, baru terlihat setelah gejalanya ada, oleh karena itu butuh usaha keras untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Penggunaan masker merupakan alat pencegah Covid-19 yang paling mudah dipahami.
Dalam penggunaan masker untuk tindakan pencegahan, masyarakat harus dibudayakan agar selalu mengenakannya.
Norman menyebut, dalam hal ini harus diubah perilaku masyarakat. Perubahan perilaku, ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama aspek kognitifnya, ilmu atau pengetahuan yang kita berikan kepada masyarakat, ketika sudah tahu akan mengubah sikap atau afektif, dengan sikap itu akan mengubah psikomotoriknya atau tindakan. “Urutan ini mesti kita tempuh,” katanya.
Selain itu, dalam menempuh urutan ini harus ada sarana atau edukasi terhadap masyarakat. Mengubah sikap masyarakat harus dibantu juga dengan peralatan, pelatihan, dan model. Misal, dalam hal psikomotornya harus disediakan juga masker atau sarana cuci tangan.
Dengan begitu, perilaku masyarakat agar Covid-19 ini terhenti adalah perilaku hidup sehat, yakni sehat fisik, mental, lingkungan (rumah dan sosial) hingga sehat ekonominya. “Pola hidup sehat mesti dilaksanakan oleh masyarakat,” ujar Norman.