Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu panik dalam menanggapi banyaknya berita yang muncul dan bersumber dari hasil kajian atau riset dari peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sebelumnya, riset yang telah terbit di Jurnal Nature Scientific Report tersebut menjelaskan kajian dari potensi tsunami mencapai ketinggian 20 meter di selatan Jawa. Tak heran, banyak masyarakat yang kemudian ingin tahu lebih dalam, mengenai apa yang mungkin terjadi di selatan Pulau Jawa sendiri.
"Tapi sampai hari ini memang belum ada metode atau teori yang bisa memprediksi apakah suatu gempa atau Tsunami akan terjadi dan kapan. Jadi itu belum bisa diprediksi di awal. Sehingga riset yang dilakukan oleh Prof. Sri Widiyantoro dan kawan-kawan ITB, itu untuk lebih kita waspada atau lebih antisipatif terhadap kemungkinan besar tersebut," kata Menristek dalam diskusi daring, Kamis (1/10).
Justru menurut Bambang, apa yang telah menjadi kajian oleh peneliti di ITB ini seharusnya diapresiasi sebagai bentuk langkah antisipatif dan kesiapsiagaaan seluruh pemangku kepentingan, sebagai upaya mitigasi bencana tersebut nantinya.
"Karena dalam Mitigasi bencana, hal pertama yang harus kita miliki adalah Knowledge, atau informasi pengetahuan. Tentunya ditambah segala macam sejarah lokal wisdom yang kita tahu. Jadi artinya, bahwa tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa tidak ada dasar untuk kita melihat suatu derah itu potensi gempa atau tidak," tuturnya.
Sementara itu, Bambang juga menegaskan bahwa pihaknya saat ini tengah mengembangkan sistem sistem informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami atau Early Warning System (EWS), yang berbentuk BUOY dan INA-CBT
"Disini pentingnya, karena kita tidak bisa memprediksi di mana dan kapan terjadinya gempa dan tsunami. karena itu kita harus menciptakan sistem pendeteksi dini tsunami tersebut. Yang kita harapkan BUOY dan Cable ini bisa menyelamatkan banyak orang, kalau ada bencana yang tidak kita harapkan," pungkasnya.