Wonogiri, Gatra.com- Permasalah penggunaan kata nyawiji atau bersatu mewarnai tahapan kampanye pada Pilkada Wonogiri 2020. Bagaimana tidak, diketahui kedua paslon menggunakan kata tersebut dalam slogan kampanye mereka.
Calon Bupati Wonogiri nomor urut 01, Joko Sutopo mengatakan, kata nyawiji ini sangat identik dengannya. "Go nyawiji ini sudah tiga tahun yang lalu kita gunakan. Silahkan dirunut, siapa yang lebih dulu menggunakan kata nyawiji itu, kronologisnya seperti apa kan selesai," kata pria yang akrab disapa Jekek tersebut, Kamis (1/10).
Permasalahan kata nyawiji itulah yang membuat deklarasi kampanye damai di KPU Wonogiri pada Sabtu (26/9) gagal terlaksana. Pasalnya kubu Joko Sutopo-Setyo Sukarno atau Josss mempermasalahkan kubu Hartanto-Joko Purnomo atau Harjo yang juga menggunakan kata nyawiji itu.
Menurut Jekek, kurang etis jika ada paslon lain yang menggunakan kata tersebut, meski dalam bentuk kalimat yang berbeda. "Meski kalimatnya berbeda, tapi kan kalau kata itu dihilangkan akan memiliki makna yang berbeda. Kata nyawiji ini tagline kami untuk mengajak bersatu," imbuhnya.
Jekek menginginkan, masing-masing paslon bisa mempersiapkan inovasinya masing-masing untuk membangun identitasnya. "Harus ada ruang penghormatan untuk inovasi politik yang dibuat seluruh calon. Meski demokrasi ini kan memang ada kebebasan, tapi kan juga harus memenuhi unsur etika norma dan lainnya," ujarnya.
Jekek menyerahkan permasalahan ini kepada KPU Wonogiri untuk mencarikan solusi terbaik. Sebab, hal ini akan sangat mempengaruhi pada alat peraga kampanye (APK) yang akan dicetak oleh KPU. "Kami positif thingking saja, KPU Wonogiri bisa melakukan hal terbaik," tandasnya.