Pekanbaru, Gatra.com- Bebasnya Mantan Gubernur Riau, Anas Mamun, dapat mempengaruhi peta politik Kabupaten Rokan Hilir jelang pemungutan suara Desember 2020. Hal itu dikatakan pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris.
Menurut Haris status Anas Mamun sebagai bekas bupati Kabupaten Rokan Hilir dua periode, masih memiliki pengaruh di kabupaten tersebut. "Oleh sebab itu silaturahmi Suyatno (Bupati Rokan Hilir) dengan Anas Mamun memiliki efek politik," sebutnya kepada Gatra.com, Rabu (30/9).
Sebelumnya Suyatno diketahui bertemu dengan Anas Mamun, beberapa hari setelah bekas Gubernur Riau itu bebas dari penjara.
Sebut Haris, meski Anas Mamun pernah tejerat persoalan hukum, hal tersebut tidak lantas melenyapkan pengaruh politiknya di Kabupaten Rokan Hilir. Terlebih, selain pernah menjadi bupati dua periode, Anas Mamun juga merupakan mantan Ketua Golkar di Rokan Hilir. "Untuk skala Riau mungkin pengaruh Anas Mamun berkurang. Tapi beda cerita di Rokan Hilir, dia sangat mengakar di sana," tambahnya.
Suyatno sendiri sebagai bupati petahana pernah menjadi wakil bupati bagi Anas Mamun. Keduanya baru berpisah pada tahun 2013 saat Anas Mamun mengikuti pemilihan gubernur Riau dan berhasil memenangkannya. Suyatno kemudian naik menjadi bupati, lalu ikut pilkada Rokan Hilir tahun 2015 dan menang. Pada pilkada Rokan Hilir 2020 Suyatno kembali ikut kontestasi menggandeng Jamiludin sebagai wakil.
Haris menyarankan kepada penantang Suyatno, untuk ikut melakukan silaturahmi dengan Anas Mamun. Pasalnya tindakan tersebut juga menyuguhkan kesantunan politik di tahun politik. "Tentu Anas Mamun juga harus menempatkan diri sebagai tokoh masyarakat Rokan Hilir yang dekat dengan semua kalangan," tekannya.
Adapun mantan Gubernur Riau Annas Maamun bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Senin (21/9). Annas sendiri menjadi tahanan sejak 25 September 2014 ketika ia terjaring operasi tangkap tangan yang digelar KPK.