Temanggung, Gatra.com - Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Jateng AKBP R. Fidelis Purna Timoranto, mengatakan, pondok pesantren memiliki peran penting dalam menangkal radikalisme di tengah maraknya penyebaran paham radikal. Ia menyampaikan hal tersebut dalam sosialisasi "Awas Bahaya Radikalisme ISIS" di Pondok Pesantren Nida' Al Quran Temanggung, Selasa (29/9).
"Radikalisme mempunyai dampak buruk dan dapat merusak tatanan masyarakat. Maka di sini, kehadiran pesantren sangat penting, saat NKRI sedang dilanda krisis moral dan Pandemi Covid-19. Maka Tim Quick Wins Polda Jateng dan Polres Temanggung menggandeng Ponpes Nida' Al Quran sebagai bentuk upaya menahan penyebaran paham radikalisme di Jawa Tengah dan program Pesantren Siaga Covid-19,"katanya.
Fidelis mengatakan, dalam kegiatan ini pihaknya memberikan pemahaman kepada para santri mengapa selama ini Islam dianggap sebagai paham radikalme. Melalui kegiatan ini pula ia berupaya meluruskan yang radikalisme itu bukan Islamnya, akan tetapi penyimpangan perilaku yang mengatasnamakan Islam.
"Melalui kegiatan ini diharapkan para santri Ponpes Nida' Al Quran khususnya dan seluruh santri di Kabupaten Temanggung, serta di seluruh wilayah hukum Polda Jateng mempunyai daya tangkal secara otomatis. Karena sudah memiliki pemahaman bahwa sebenarnya yang dilakukan adalah bukan Islamnya tetapi paham-paham yang dengan sengaja menyimpangkan ajaran-ajaran Islam," katanya.
Dijelaskan, bahwa titik berat dari kegiatan ini adalah pencegahan dan menangkal paham radikalisme yang menyusup melalui ponpes. Melalui pemahaman ini nantinya diharapkan para santri mempunyai daya tangkal tersendiri, sehingga tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi hal yang tidak benar.
Selain itu, katanya dalam kegiata ini juga dilakukan asistensi terkait dengan penerapan Ponpes Siaga Candi, bagaimana kesiapan sarana dan prasarana serta penerapan protokol kesehatan Covid-19 di Ponpes Nida' Al Quran ini. Melalui program Ponpes Siaga Candi, setiap pondok akan memiliki peran serta aktif dalam berbagai hal termasuk penanganan Covid-19.
Pimpinan Ponpes Nida' Al Quran Temanggung KH. Hasyim Afandi menegaskan paham radikal ISIS tidak akan dapat berkembang di wilayah Temanggung terutama di ponpes yang dipimpinnya.Lantaran, paham yang dibawanya bertentangan dengan ajaran Islam NU Nusantara.
Kiai kharismatik yang pernah memangku jabatan Bupati Magelang dan Temanggung ini menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya paham radikalisme. Antara lain, pemahaman agama yang kurang dan hanya mengambil ayat-ayat Al Quran yang sesuai dengan tujuannya terutama permasalahan jihad peperangan.
Lalu adanya faktor transnasional tokoh agama yang berhubungan dengan luar negeri dan ajarannya dibawa ke sini (Indonesia) dan ada kelompok keturunan garis keras yang dulu bersembunyi di Timur Tengah kembali ke Indonesia. Setelah itu, mereka jadi dosen dan guru-guru di tempat pendidikan di Indonesia.
"Insyaallah kelompok radikal tidak akan masuk ke ponpes kami karena kami adalah NU Nusantara, kami akan selalu membantu pemerintah Indonesia. Perlu diketahui, saat ini media sosial juga menjadi tempat pergerakan kelompok radikal tersebut dalam menyebarkan pengaruhnya melalui postingan-postingan jihad," katanya.