Jakarta, Gatra.com - Pendiri Organisasi Internasional Universal Peace Federation (UPF), Hak Ja Han Moon, mengatakan bahwa persoalan mendasar yang dihadapi dunia saat ini adalah tingginya sifat keserakahan dan mementingkan diri sendiri. “Kemanusiaan berada dalam posisi yang sama sekali tidak sejalan dengan Tuhan,” katanya.
Hal ini disampaikannya dalam penutupan acara Rally of Hope yang kedua, (27/09). Dalam acara yang dihadiri belasan pimpinan dunia tersebut, Moon menyampaikan bahwa karena keegoisan dan keserakahan, konflik antar negara akan terus terjadi. “Sejarah manusia menjadi sejarah yang ditandai oleh konflik, perpecahan, dan perselisihan yang terus-menerus. Dan bahkan sampai hari ini perang dan konflik masih berlanjut,” ujarnya.
Tanpa menyebut nama negara, perempuan yang dikenal sebagai bunda perdamaian ini menilai, pemborosan sumber daya manusia dan alam telah dilakukan dalam pembuatan senjata perang. “Menjadi kaya dan makmur itu mungkin tanpa mengedapankan jalan melalui perang,” katanya.
Perempuan kelahiran Korea Utara itu menekankan, agar pemilik modal tidak berinvestasi dan mendukung bisnis persenjataan. “Telah tiba waktunya untuk melepaskan keinginan untuk menginvestasikan sumber daya dalam persenjataan,” ujarnya.
Moon juga meminta negara-negara besar, seperti Cina, Amerika Serikat dan Korea, agar tidak serakah. Moon berharap negara-negara tersebut memikirkan warisan budaya dan lingkungan yang akan mereka tinggalkan untuk generasi mendatang.
Menurutnya, Cina harus mencegah penandusan dari Gurun Gobi, sehingga memperluas lahan yang dapat dihuni. Sementara Amerika Serikat, katanya, harus menciptakan perdamaian dan kasih. Untuk Korea, Moon meminta, negara tersebut kembali ke karakter awalnya, yaitu kesalehan dan bakti. “Yang menghormati orang tua mereka dan menjaga leluhur mereka sebagaimana istiadat pada hari raya Chuseok yang akan datang,” katanya.
Dalam Rally of Hope kedua ini, selain Moon, beberapa pimpinan dunia yang hadir seperti Samdech Heng Samrin, Presiden Majelis Nasional Kamboja. Lalu ada dua mantan Wakil Presiden AS, Richard Cheney dan Dan Quayle. Ada juga dua presiden dari Afrika, Evaristo Carvalho dari SãoTomé dan Príncipe dan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan.
Sebelumnya, Rally of Hope pertama diadakan pada 9 Agustus. Acara tersebut diikuti jutaan orang dari 155 negara seluruh dunia secara virtual. Acara tersebut menampilkan Perdana Menteri Kamboja Yang Mulia Samdech Hun Sen, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-BangsaBan Ki-moon, hingga mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Newt Gingrich.