Mamuju, Gatra.com - Kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat (Sulbar) kembali meningkat, dengan penambahan sebanyak 155 kasus pada Selasa (29/9).
Dari angka itu, ada 151 kasus merupakan klaster pesantren Salafiyah Parappe, kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman. Sisanya 4 merupakan warga Polman non pesantren dan satu kasus dari kabupaten Polman.
Wakil ketua tim Gugus covid-19 Polman Bebas Manggazali membenarkan terdapat penambahan kasus positif covid-19 yang cukup signifikan berasal dari klaster pesantren. Tim gugus pencegahan penanganan covid-19 Polman, telah beberapa kali menggelar rapat dengan pihak pesantren Salafiyah untuk lebih memperhatikan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
Namun, di lapangan Prokes kesehatan kurang disiplin dilakukan karena jaga jarak sulit dihindari. Itu tampak dari satu kamar dengan ukuran 7x8 meter, dihuni puluhan santri.
"Kami telah melakukan rapat beberapa kali dengan pihak pesantren untuk lebih menerapkan protokol kesehatan pencegaha Covid-19. Kami lihat jaga jarak tak mungkin dilakukan, karena satu kamar banyak dihuni, sekitar 30 santri," kata Manggazali.
Wakil ketua Tim Gugus Polman, ini menyebut pihak pengelola pesantren telah menyanggupi untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, namun apa yang terjadi setelah di rapid test hasilnya 355 yang reaktif.
Pada uji swab gelombang pertama sebanyak 68 santri, ada 44 yang positif dan 24 yang negatif. Pada hari berikutnya hasil swab diketahui ada sebanyak 151 yang positif.
"Langkah pemerintah untuk tidak membebani pesantren, maka yang non reaktif akan dikeluarkan dari pesantren dan yang reaktif akan tetap tinggal untuk menjalani isolasi. Tim gugus melalui puskesmas kecamatan akan terus memantau perkembangan Covid-19 di pondok pesantren,” katanya.
Langkah lain yang dilakukan Pemkab Polman yakni memberikan bantuan kepada pondok pesantren berupa beras, telur, masker, dan bantuan air bersih. "Pemerintah memberikan bantuan satu ton beras, seribu biji telur per hari, kacang hijau, dan masker yang standar, serta tandon air," kata Bebas Manggazali.