Jakarta, Gatra.com - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) bersama Yayasan INOTEK sepakat untuk menjalin kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dalam Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan (STSP). Langkah ini merupakan pintu masuk dari upaya merevitalisasi ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.
Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro menuturkan, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19 adalah dengan membangun jaringan kolaborasi startup dan teknopreneur yang bertujuan untuk mendukung ekosistem kewirausahaan berbasis teknologi yang lebih baik, dengan membuat program terstruktur yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas, dan memberikan pendampingan, pelatihan, dan fasilitasi kebutuhan teknopreneur.
"Pada fase awal inisiasi usaha para teknopreneur dan wirausaha pada umumnya membutuhkan pendampingan dari segi teknologi maupun manajemen agar meningkatkan daya saing produk dan usahanya. Oleh karena itu Pemerintah perlu bergerak cepat membantu wirausaha mengolah sumber daya alam melalui riset dan inovasi agar mampu menjadi produk intermediate atau produk akhir yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama membantu teknopreneur dalam menghadapi tantangan dan peluang," kata Bambang saat konferensi Pers daring, Senin (28/9).
Bambang juga menjelaskan, di tengah era pandemi setiap negara dituntut untuk mengoptimalkan potensi seluruh sumber daya ekonomi yang dimiliki agar perekonomian terus berjalan dan meminimalkan dampak Covid-19 terhadap dunia usaha.
"Banyak dunia usaha kesulitan mendapatkan akses modal, mengalami penurunan permintaan, hingga terpaksa memotong dana operasional, dan bahkan harus merumahkan karyawannya," jelasnya.
Selain itu, Menteri Bambang juga menambahkan, kegiatan wirausaha memegang peranan penting untuk fase pemulihan perkonomian sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Para wirausaha berperan untuk menciptakan nilai tambah sumber daya alam, menciptakan lapangan kerja baru diberbagai bidang, meningkatkan pendapatan nasional serta mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial.
Oleh karenanya, Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan akan diijadikan program kewirausahaan kolaboratif untuk membuat jaringan teknopreneur di 34 provinsi di Indonesia dengan metode model kewirausahaan yang sesuai dihubungkan dengan investor dan kemitraan berbasis teknologi dan RND.
Sementara itu, Pendiri Yayasan INOTEK Sandiaga Salahuddin Uno menambahkan, Program ini diyakini memberikan dampak baik dari segi sosial dan ekonomi, dengan menciptakan 1000 lebih Teknopreneur baru yang akan memulai ekonomi lokal di level UMKM dan membantu berkontribusi untuk meningkatkan PDB lokal dan juga membuka akses ke pasar nasional dan global serta menciptakan lapangan pekerjaan langsung lebih dari 1000 teknopreneur dan lebih dari 1 juta pekerjaan tidak langsung (hulu dan hilir).
"Tujuan dari program ini adalah untuk memanfaatkan teknologi bagi pasar nasional dan global yang akan terhubung di seluruh provinsi berdasarkan sektor, keterampilan, keberpihakan pasar, dan lain sebagainya," jelas Sandi.
Menurut Sandi, serupa dengan Kemenristek/BRIN, INOTEK juga mempunyai visi untuk mengembangkan inovasi di akar rumput dengan menciptakan teknologi tepat guna dan sistem pendampingan yang komprehensif.
"Program ini akan fokus dalam pengembangan teknopreneur akar rumput sehingga bisa menyentuh usaha mikro, disektor-sektor utama seperti pangan, konsumsi, maupun sektor-sektor lain yang selama ini menggerakan ekonomi kita," pungkasnya