Cilacap, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyiapkan pos siaga di tiap kecamatan dan kantor unit pelaksana teknis (UPT) untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi sebagai dampak cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada musim pancaroba hingga musim penghujan.
Kepala Bidang Pecegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cilacap, Arif Praptomo mengatakan BPBD menyiapkan petugas dan relawan untuk memantau wilayahnya. Pelaporan akan dilakukan secara rutin dalam jangka 2x24 jam. BPBD juga membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk lebih mengintensifkan mitigasi dan kesiapsiagaan.
“Sudah ada 31 destana di wilayah rawan bencana,” katanya, Senin.
Dia mengungkapkan, di Cilacap terdapat puluhan desa dan kelurahan yang rawan longsor. Titik rawan longsor terutama di kecamatan wilayah utara yang bertopografi pegunungan. Adapun desa rawan banjir tersebar merata, mulai dari sisi utara hingga pesisir.
“Contohnya kalau Majenang itu Pahonjean, Sidareja itu di Sidarejanya. Itu rata-rata karena luapan air sungai,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Oktober nanti diperkirakan Cilacap sudah memasuki musim hujan. Karenanya, BPBD meingintensifkan sosialisasi mitigasi bencana. Selain itu, BPBD juga telah mendirikan shelter atau rumah panggung untuk mengantisipasi bencana banjir.
“Kami juga telah membuat jalur evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” ucapnya.
Berdasarkan hasil pemetaan, di Kabupaten Cilacap tercatat 30 desa di 12 kecamatan yang masuk daerah rawan banjir. Selain itu, di Kabupaten Cilacap juga terdapat 64 desa yang teridentifikasi sebagai daerah rawan longsor.
Selain banjir dan longsor, Cilacap juga rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Wilayah rawan tsunami berada di kawasan pesisir Cilacap yang membentang sekitar 60 kilometer. Bahaya lainnya adalah tiupan angin kencang atau puting beliung.