Home Ekonomi Petani Pun Senang dengan Tol Permai, Ini Alasanya

Petani Pun Senang dengan Tol Permai, Ini Alasanya

Pekanbaru, Gatra.com - Jika  dulu harga pupuk urea bikin petani geleng-geleng kepala di Riau, ketakutan itu bakal berkurang sejak berfungsinya tol Pekanbaru - Dumai. 
 
Kepada Gatra.com, ketua asosiasi petani Sawit Masa Depan Ku (SAMADE), Tolen Kateren, mengatakan petani sawit sejak lama dihadapkan dengan harga pupuk urea yang terbilang tinggi. Petani, kata Tolen, harus  membeli pupuk urea Rp5.100 perkilogram. Padahal harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah untuk pupuk urea hanya Rp1.800 perkilogram. 
 
Meroketnya harga pupuk tersebut kata Tolen umumnya dipicu biaya pengangkutan dari Dumai menuju kota Pekanbaru. 
 
"Karena sekarang ada tol, jarak tempuh dari pelabuhan (Dumai) menuju Pekanbaru hanya dua jam. Kalau dulu bisa 4 sampai 6 jam, itu baru sampai Pekanbaru yang bukan sentra sawit. Menuju sentra sawit seperti Kampar atau Rokan Hulu butuh waktu lagi. Jadi ada ongkos jalan yang besar untuk pupuk," terangnya kepada Gatra.com, di Pekanbaru (28/9). 
 
Lanjut Tolen, setiap batang kelapa sawit menyerap 6 kilogram pupuk dari beragam jenis. Dalam satu hektare kebun sawit biasanya terdapat 130 an batang kelapa sawit. Menggunakan asumsi tersebut berarti petani butuh 780 kilo pupuk untuk sekali pemupukan. Agar mendapatkan pertumbuhan yang optimal, biasanya pemupukan disarankan 4 bulan sekali. 
 
"Turun saja Rp100 perkilogram itu sudah sangat membantu, karena itu tadi pupuk yang kita butuhkan terdiri dari beragam jenis. Dan karena umumnya semua jenis pupuk dibongkar di pelabuhan Dumai, maka harganya juga akan ikutan turun," imbuhnya. 
 
Tolen menambahkan, lancarnya mobilitas menuju Kota Dumai (kota pelabuhan) bukan hanya berdampak sebatas berkurangnya harga pupuk. Dampak yang lebih luas adalah pengangkutan minyak sawit menjadi lebih cepat, sehingga memangkas biaya produksi minyak sawit dari sektor  biaya pengiriman. 
 
"Hampir semua pemain utama di industri kelapa sawit di Riau dan Indonesia,menjadikan Dumai sebagai tujuan akhir dari kebun-kebun yang ada di Riau. Beberapa perusahaan, seperti Wilmar dan Musim Mas, bahkan punya pelabuhan sendiri," tukasnya. 
 
906