Jakarta, Gatra.com - Infra Digital Foundation mengadakan pelatihan intensif Cyber Security Training sejak Maret 2020 sampai tahun 2022 kepada 6000 siswa-siswi SMK dan 158 guru di Jawa Barat. Program ini mendapatkan dukungan penuh dari PT Mastercard Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Diharapkan, program ini mampu mempersempit kesenjangan antara kebutuhan kompetensi yang dicari industri dari lulusan SMK di bidang cyber security. Pasalnya, berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun 2019, Indonesia memiliki siswa IT yang sangat banyak dengan jumlah 1.134.160 siswa. Sayangnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, sebanyak 228.554 orang lulusan SMK menjadi pengangguran.
Berdasarkan hasil survey need assessment kepada 289 peserta cyber security training, sebanyak 34,78% tidak mengetahui cara membuat CV yang baik dan 22,84% tidak bisa menulis email yang baik. Padahal, di era yang sangat kompetitif ini, kemampuan hard skill seperti cyber security saja tidak cukup, harus dibarengi dengan kemampuan soft skill yang mumpuni juga.
Menurut Senior Talent Acquisition Consultant, Dinar Syarita Bakti, dalam melamar pekerjaan perlu mengirim aplikasi kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh perekrut, dan pelamar perlu menyesuaikan dengan kompetensi diri yang dimiliki.
"Hal lain yang perlu diperhatikan adalah untuk tidak mengosongkan subjek dan body email ketika mengirim CV dan Cover Letter serta menyampaikan tujuan pesan lamaran secara singkat, padat dan jelas dalam pembuatan cover letter. Di tengah situasi pandemi saat ini, masih banyak peluang yang dimiliki pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan, kuncinya adalah percaya diri akan kompetensi yang dimiliki," kata Dinar dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima Gatra.com pada Minggu (27/9).
Dalam kesempatan yang sama, Penasehat Maxima, Ivan Ahda, menjelaskan tiga hal yang membuat orang sukses di dunia kerja. Pertama, komunikasi efektif, kedua; kemampuan bekerja sama, dan terakhir; kemampuan kepemimpinan.
"Komunikasi dapat berjalan dengan efektif apabila memperbaiki hal-hal seperti feedback, mendengar aktif, dan public speaking. Sedangkan kemampuan kerja sama dapat dimulai dengan memiliki tujuan yang sama antara sesama tim," katanya.
Ia menambahkan, yang dibutuhkan dalam kerja sama yaitu komunikasi, empati, jujur, tanggung jawab, dan kolaborasi. Selanjutnya, kemampuan kepemimpinan dapat diasah dengan cara manajemen diri, kontrol diri, dan proaktif.
"Manajemen diri yaitu membangun kebiasaan baik dengan manajemen waktu dan memantau kegiatan harian. Kontrol diri yaitu membuat prioritas dan jauhkan distraksi yang dapat menghalangi dari tujuan. Proaktif yaitu dengan memulai, menuntun, dan mengendalikan lingkungan di sekitar dibanding dikendalikan oleh lingkungan sekitar," ujarnya.