Pekanbaru, Gatra.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Provinsi Riau menyebut tol Pekanbaru-Dumai dapat memicu produktivitas usaha sawit di Riau. Ketua APINDO Riau, Wijatmoko Rahtrisno, menilai tol tersebut akan menciptakan efisiensi bagi industri minyak sawit (CPO) di Provinsi Riau. Hal tersebut akan kentara pada beban biaya transportasi.
"Sebagian besar minyak sawit di Riau itu ditampung di pelabuhan Dumai. Sejumlah perusahaan besar juga punya pelabuhan di sana. Nah, tol itu sendiri akan membantu kelancaran mengirim muatan," ungkapnya melalui sambungan seluler, Minggu (27/9).
Wijatmoko menaksir tol tersebut dapat mengurangi ongkos Rp1000 per kilogram minyak sawit menuju Dumai.
Secara terpisah, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Medali Emas Manurung, menyebut bentangan tol tersebut memberi manfaat nyata bagi petani maupun perusahaan sawit. Dari segi petani, sebut Gulat, tol Pekanbaru-Dumai bakal mengurangi beban petani untuk membeli pupuk.
"Pupuk yang biasanya mahal lantaran jauhnya perjalanan di Dumai ke Pekanbaru. Kini otomatis akan berkurang karena jalan tol mempersingkat jarak kedua kota. Dulu jarak itu bisa ditempuh sampai 8 jam, sekarang menjadi 2 jam," katanya.
Dari segi industri, lanjut Gulat, biaya produksi bakal ikut berkurang lantaran menurunnya ongkos transportasi. Selama ini biaya pengiriman minyak sawit dari pabrik menuju pelabuhan, termasuk dalam komponen biaya produksi CPO.
"Karena ongkos produksi CPO berkurang lantaran beban yang mengecil disektor transportasi, maka tandan buah segar kelapa sawit akan naik. Ini kabar gembira bagi petani sawit. Jadi jalan tol itu adalah kilometer 0 kebangkitan industri sawit Provinsi Riau," tukasnya.
Untuk diketahui, Riau merupakan provinsi dengan luas kebun sawit terluas di Indonesia yang mencapai 2,74 juta hektar pada 2018, dengan produksi kelapa sawitnya sebanyak 8,59 juta ton (versi BPS). Sementara data dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau menyebut produksi minyak sawit Riau menembus 8 juta ton atau berkontribusi sebesar 24,66% terhadap total produksi minyak sawit di Indonesia.