Halodoc mencatatkan pertumbuhan signifikan tahun ini, dengan tren penjualan layanan meningkat sepuluh kali pada kuartal I-2020. Aplikasi kesehatan karya anak bangsa ini juga turut andil meredam Covid-19 dengan meluncurkan layanan Chatbot Periksa Covid-19
GATRAreview.com - Sistem kesehatan dunia di era digital mengalami transformasi drastis. Asia-Pacific Front Line of Healthcare Report 2020 dari Bain & Company melaporkan hampir sebagian besar responden (50%) mengaku akan memanfaatkan layanan kesehatan digital lima tahun ke depan. Tak hanya itu sebanyak 70% responden mengharapkan platform terpadu untuk mengakses layanan kesehatan mereka. Namun survei itu dilakukan sebelum pandemi Covid-19.
Adapun data lain dari perusahaan yang sama, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada aplikasi kesehatan digital di Singapura, Indonesia, dan Australia pada kuartal I-2020 jika dibandingkan dengan rata-rata sepanjang 2019.
Berdasarkan data dari konsultan Bain & Company, aplikasi kesehatan Halodoc dilaporkan mengalami pertumbuhan pesat hingga 101%. Chief Marketing Officer Halodoc, Dionisius Nathaniel mengatakan laporan tersebut sesuai dengan data internal Halodoc yang mencatat kenaikan hingga 10 kali pada kuartal I-2020.
Ia menyatakan terbitnya surat edaran Menteri Kesehatan nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 turut mendukung bisnis layanan telemedicine.
“Layanan telemedicine telah menjadi salah satu alternatif utama dalam konsultasi kesehatan selama pandemi yang mana juga dapat mengeluarkan resep elektronik berdasarkan hasil konsultasi daring. Dengan Halodoc, obat tersebut akan diantar oleh apotek rekanan ke lokasi pengguna,” ucap Nathaniel.
Keberhasilan itu tidak terlepas dari program unggulan yang digagas Halodoc sejak 2016. Sejak pertama diluncurkan, Halodoc memiliki tiga layanan utama yakni: Chat dengan Dokter, Beli Obat (saat ini Toko Kesehatan), dan Cek Lab (saat ini Tes Lab). Setelahnya Halodoc turut mengembangkan inovasi lainnya yakni Buat Janji RS, Pengingat Obat, dan Kalkulator BMI.
Nathaniel menyebutkan inovasi teknologi menjadi kunci Halodoc memperluas pasar. Setelah berhasil merancang aplikasi versi 2.0 dengan kecepatan waktu layanan 30 detik, Halodoc kini mengunggah versi 7.700. Halodoc, terang Nathaniel, sepanjang perjalanan dari versi 2 hingga 7 telah melakukan banyak modifikasi di aplikasi.
Modifikasi itu terlihat dari tampilan halaman muka baru, perubahan tampilan Buat Janji RS, integrasi dengan layanan penyedia asuransi ke dalam akun Halodoc, pembuatan tombol khusus Kesehatan Jiwa, serta kemudahan mendapatkan hasil digital Rapid Test maupun PCR langsung di aplikasi Halodoc.
“Kami percaya teknologi memainkan peranan penting dalam mewujudkan misi Halodoc untuk menyederhanakan akses ke layanan kesehatan terpadu. Untuk menjembatani kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan di masa pandemi, kami dengan tanggap meluncurkan layanan Chatbot untuk cek dini status risiko Covid-19 secara mandiri bagi para pengguna sejak awal masa Covid-19,” kata Nathaniel dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra review, pada 6 Agustus 2020.
Tak hanya itu, Halodoc juga menjadi layanan kesehatan digital pertama yang mengadakan akses layanan Drive Thru Rapid Test bekerja sama dengan banyak mitra Rumah Sakit Halodoc. “Dengan semakin berkembangnya ekosistem telemedicine Halodoc, kami berharap dapat semakin dekat dengan tujuan kami untuk menjadi platform terpadu yang menyederhanakan akses layanan kesehatan bagi siapapun dimanapun,” ujarnya.
Halodoc juga menjadi mitra resmi pemerintah dalam hal mitigasi percepatan penanganan Covid-19, salah satunya dengan memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) terkait Covid-19 berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI.
Selama masa pandemi, Halodoc terus menggencarkan layanan telemedicine, Pharma Delivery hingga cek dini risiko Covid-19 (Chatbot) untuk meminimalkan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada kelompok masyarakat rentan seperti ibu hamil, lansia, dan anak-anak.
Selain itu, Halodoc juga berkolaborasi dengan sejumlah rumah sakit dan pemain industri untuk memperluas pelaksanaan tes masif Covid-19. Saat ini kerja sama penyediaan rapid test dan tes PCR telah berlangsung lebih dari 200 fasilitas layanan kesehatan termasuk rumah sakit, klinik dan laboratorium. Halodoc juga menghadirkan akses rapid test Covid-19 bekerja sama dengan berbagai mitra seperti: Gojek, Tiket.com, Standard Chartered, Allianz, Prudential, dan FWD.
Nathaniel mengatakan pihaknya juga menjalin kolaborasi dengan pelaku industri. Dengan Telkomsel misalnya, layanan telemedicine di aplikasi Halodoc dapat diakses tanpa kuota oleh pelanggan Telkomsel selama masa penanggulangan Covid-19. “Selain itu ada layanan Chatbot Periksa Covid-19 di situs dan aplikasi e-commerce seperti Blibli.com memungkinkan pelanggan untuk melakukan konsultansi kesehatan dan mendapatkan informasi lengkap mengenai Covid-19,” katanya.
Aplikasi Kesehatan Pemimpin Pasar
Keberhasilan Halodoc meraup pangsa pasar ditunjukkan dengan pencapaian pada kuartal kedua 2020. Halodoc kini telah dimanfaatkan lebih dari 20 juta pengguna di lebih dari 100 kota di Indonesia. Halodoc memiliki lebih dari 20.000 dokter yang bergabung di ekosistemnya serta menjalin kemitraan lebih dari 2.500 apotek di lebih dari 100 kota di Indonesia.
Chief of Medical Officer Halodoc, dr. Irwan Heriyanto, MARS mengatakan pihaknya selalu memberikan kualitas layanan terbaik bagi pelanggan. Irwan mencontohkan dengan menggunakan aplikasi Halodoc, pasien dapat mempersingkat waktu kunjungan ke dokter dari kisaran 4 jam hingga kurang dari 1 jam dengan memanfaatkan layanan Chat dengan Dokter dan Toko Kesehatan.
“Halodoc sebagai platform layanan kesehatan digital terlengkap terus mengoptimalkan ekosistem teknologi kami untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan dari hulu ke hilir,” katanya.
Halodoc menurutnya menghadirkan layanan kesehatan terintegrasi mulai dari konsultasi dokter daring, membuat janji dokter di rumah sakit, pengecekan laboratorium, hingga beli obat yang diantarkan ke rumah. “Seluruh layanan ini dapat diakses masyarakat hanya dalam satu aplikasi,” ujar Irwan.
Halodoc kini juga telah terintegrasi dengan beberapa penyedia layanan asuransi terkemuka seperti Allianz, FWD, Prudential, AXA Mandiri, Avrist, Cigna, Mega Insurance, BCA Life, dan lainnya. Layanan telemedicine Halodoc juga berperan dalam membantu penanganan pada kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia ataupun orang dengan penyakit penyerta (komorbid) selama pandemi Covid-19.
“Jadi cukup melakukan konsultasi ke dokter di aplikasi Halodoc tanpa perlu melakukan konsultasi tatap muka ke dokter di fasilitas kesehatan. Kami mengimbau pengguna untuk senantiasa menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pengecekan kesehatan secara berkala dengan Tes Lab,” katanya.
Di platform Halodoc, pengguna bisa mengkonsultasikan beragam keluhan ke dokter berlisensi di Halodoc, yang terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis. Data internal Halodoc di kuartal kedua 2020 menunjukkan lima (5) layanan konsultansi yang paling banyak dilakukan masyarakat yakni dokter umum, dokter spesialis kulit, dokter spesialis anak, dokter spesialis kandungan, dan psikolog klinis serta psikiater.
Di masa pandemi banyak pengguna memanfaatkan aplikasi Chatbot untuk pengecekan indikasi terpapar Covid-19. Nathaniel mengatakan Chatbot yang dirancang Halodoc menggunakan algoritma untuk mendeteksi status risiko berdasarkan jawaban dari beberapa kriteria dimana rekomendasi selanjutnya akan diberikan berdasarkan asesmen tingkat risiko seseorang.
“Apabila hasil asesmen menunjukkan status risiko menengah dan tinggi, Chatbot akan merekomendasikan pengguna terkait untuk isolasi diri mandiri dan Chat dengan Dokter untuk rekomendasi pemeriksaan kesehatan lebih lanjut,” pungkasnya.
Andhika Dinata