Blora, Gatra.com - Ada saja ide kreatif yang dimunculkan para pembatik difabel Indonesia yang tergabung dalam Difabel Blora Mustika (DBM). Wabah Covid -19 yang melanda Indonesia bahkan dunia saat ini menginspirasi mereka untuk menciptakan kain batik dengan motif corona. Meski terkesan nekat, namun nyatanya motif batik ini banyak diminati masyarakat. Pesanan pun mulai berdatangan baik dari luar kota maupun dalam kota.
Ketua Difabel Blora Mustika (DBM), Abdul Ghofur, mengungkapkan bahwa motif batik ini terinspirasi dari munculnya wabah Covid-19. Menurutnya, wabah ini akan menjadi sejarah tersendiri bagi perjalanan hidup bangsa Indonesia.
"Kita buat batik corona ini karena kita ingin mengenang sejarah. Karena dampak dari corona ini sungguh luar biasa. Tidak hanya Indonesia tapi dunia. Termasuk di dalamnya penyandang disabilitas yang tidak bisa bekerja akibat wabah ini. Jadi kita ingin kenang sejarah itu," jelas Ghofur di sekretariat Batik Difabel Indonesia di Kabupaten Blora, Minggu (27/9).
Menurut Ghofur, wabah covid yang sudah berlangsung hampir lebih dari 6 bulan ini membuat perajin batik difabel tidak lagi bisa bekerja. Tidak hanya perajin batik difabel, bahkan sejumlah perajin batik lain di Blora juga terkena imbasnya.
"Kita cukup bersyukur mas, dengan buat motif ini (corona) kita bisa kembali bekerja. Banyak perajin batik lain yang sudah tidak produksi. Mereka pilih alih profesi karena tidak ada pesanan sama sekali," ungkapnya.
Sejak seminggu diproduksi, pesanan batik sudah banyak berdatangan. Setidaknya sudah ada pesanan 50 potong batik. Pesanan datang dari Jakarta, Instansi pemerintah kabupaten, dan anggota dewan. "Kalau kita harapannya cuma satu, pesanan lebih banyak dan datang terus, agar teman-teman difabel tetap bisa bekerja dan berdaya," harap Ghofur.
Siti Muntarin, salah satu pembatik, menambahkan bahwa proses pembuatan batik dilakukan oleh lima orang. Dalam sehari mereka mampu menghasilkan 5-7 potong kain batik. "Yang buat difabel semua, ada lima orang yang terlibat. Kalau sehari enggak pasti dapatnya, karena kan yang buat para difabel jadi kemampuannya terbatas. Tapi kita targetkan minimal sehari bisa 5 batik," ujarnya.