Home Kesehatan Jogo Santri Bukan Berarti Swab Massal

Jogo Santri Bukan Berarti Swab Massal

Banyumas, Gatra.com - Pemerintah diminta hati-hati dalam penanganan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren di kawasan Banyumas, Jawa Tengah.

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Jawa Tengah Syarif Abdillah mengatakan, langkah Pemkab Banyumas menggelar swab massal di seluruh ponpes di daerah itu bisa memunculkan kegaduhan. "Karena kegaduhan ini jelas sangat mengganggu kegiatan pembelajaran di Ponpes. Pembelajaran bisa menjadi tidak fokus dan bisa kacau," ujarnya, Sabtu (26/9).

Legislator dari daerah pemilihan Banyumas dan Cilacap ini menambahkan, akan lebih baik jika swab di Ponpes dilakukan, bagi pesantren yang telah ditemukan kasus. "Karena kalau tiba-tiba semua Ponpes didatangi, diambil sample swab, maka kegiatan pendidikan semua Ponpes bisa kacau. Apalagi jumlahnya ratusan pesantren," sebutnya.

Selain itu, langkah swab massal di semua Ponpes di Banyumas juga memunculkan kekhawatiran orang tua santri. "Padahal santri yang ada tidak hanya dari Banyumas, tapi berbagai daerah di Jawa Tengah, maupun provinsi lain," terangnya.

Dia menambahkan, pemerintah provinsi telah menggulirkan program "Jogo Santri". Jangan sampai istilah Jogo Santri ini menjadi swab massal di Ponpe. “Pemerintah seharusnya menguatkan juga tim Jogo Santri. Tim tersebut yang akan bertugas mengontrol semua penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 di pesantren,” bebernya.

Antara lain, kata dia, memastikan kebersihan setiap kamar santri maupun ruang belajar, mengawal penerapan penggunaan masker di lingkungan pesanten. Selain itu, kata dia, pelaksanaan pengecekan suhu dan kesehatan santri secara berkala. "Hingga memberikan penanganan kesehatan pertama kepada santri yang mengeluh sakit sesuai standar protokol kesehatan. Tapi semuanya tentu memerlukan pendampingan dari pemerintah," bebernya.

Atas dasar itu, kata dia, bagi Ponpes yang belum ditemukan kasus, cukup diberikan penguatan sosialisasi pencegahan. "Tentu sekaligus penguatan imunitas para santri, misal pemberian suplemen tambahan," katanya.

Ponpes yang belum ditemukan kasus, katanya, harus tetap melanjutkan aktivitas pendidikannya. Jangan sampai ditutup total. "Transfer ilmu jangan sampai berhenti. Memang harus dikuatkan sosialisasi pencegahan, dan penerapan protokol kesehatan," katanya.

Syarif juga menyeroti langkah penanganan Covid-19 di sejumlah Ponpes di Kebumen maupun daerah lainnya. "Jangan sampai memunculkan kegaduhan. Yang terpenting sosialisasi protokol kesehatan terus dikuatkan," tandasnya.

 

 

93