Kupang, Gatra.com - Sesuai rilis BMKG, Kota Kupang masuk dalam 14 daerah yang akan mengalami kemarau panjang di NTT. Menghadapi ancaman kekeringan ini Pemkot dan DPRD sepakat mengantisipasi tanggap darurat membantu warga yang terdampak.
“Dampak dari kemarau panjang adalah masalah kekurangan air bersih dan persoalan kekeringan. Oleh karena itu, memasuki Oktober nanti kami akan disiapkan 500 tanki air untuk warga terdampak,” kata Kepala Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, Jimy Didok ( 26/9).
Bantuan 500 tanki untuk masyarakat marginal ini jelas Jimy Didok, sebagai langkah upaya mengatasi kelangkaan air bersih. Untuk itu pihaknya telah mengajukan usulan anggaran senilai Rp 1 miliar untuk dibahas bersama DPRD dan pemerintah.
"Kami antisipasi ancaman kekeringan selama tiga bulan ke depan. Karena itu kami telah usulkan dana, masukkan dalam anggaran perubahan untuk membantu warga yang terdampak ," jelas Jimy Didok.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Kupang, mengatakan masalah kekeringan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, kekeringan ini harus menjadi prioritas untuk ditangani.
"Postur anggaran ini kan masih dalam pembahasan. Kalau memang terjadi seperti itu, maka namanya emergensi. Kami akomodir untuk bisa dianggarkan untuk membantu warga terdampak,” kata Yeskiel Loudoe
Menurutnya, selain menyuplai air, Pemkot harus dapat mengoptimalkan berbagai sumber air lainnya, misalnya Kali Liliba dan mata air Petuk yang hingga saat ini masih terus mengalir.
"Jadi kalau itu mempergunakan anggaran yang besar, maka prinsipnya kami di DPRD itu tidak menjadi soal, kami sangat mendukung semua itu untuk kepentingan rakyat," ungkapnya.