Banyumas, Gatra.com – Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengimbau pengelola pondok pesantren memperketat protokol kesehatan, seturut munculnya dua klaster Covid-19 di dua pesantren di Banyumas.
Kepala Seksi Pondok Pesantren Kantor Kemenag Banyumas, Noval Iskandar mengatakan salah satunya yakni dengan meniadakan belajar atau mengaji tatap muka. Santri dan pengasuh juga harus menerapkan protokol ketat untuk mencegah penularan Covid-19. “Kita sudah melakukan protokol itu. Sekarang belajarnya jangan tatap muka dulu,” kata Noval.
Dia mengungkapkan, sebelumnyapondok pesantren di Banyumas juga telah ketat menerapkan pembatasan kunjungan dari luar ke pesantren. Aktivitas santri juga dibatasi hanya di kompleks pondok.
Kasus ini berbeda dari klaster pesantren di Purwokerto yang sebagian santrinya merupakan mahasiswa. Sebab, mahasiswa banyak beraktivitas di luar pesantren. Karenanya, kemungkinan besar mereka tertular di luar. “Banyak mahasiswanya. Jadi mobilitasnya juga tinggi,” ujarnya.
Berkaca dari pengalaman ini, maka pesantren-pesantren lain diharapkan memperketat kunjungan ke pesantren dengan alasan apapun. Kemenag juga melarang ponpes menggelar kegiatan yang melibatkan peserta dalam jumlah banyak. “Lebih baik pesantren membatasi kunjungan agar tidak terjadi penularan dari luar ke dalam pesantren,” ujarnya.
Mengutip laman covid-19.banyumaskab.go.id, jumlah kasus Covid-19 di Banyumas mencapai 481 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 11 orang meninggal dunia dan sembuh sebanyak 344 orang. Terkini, 126 orang masih dirawat.