Telkomsel berencana membangun 25.000 unit BTS jaringan 4G baru di seluruh pelosok Indonesia untuk memperluas pemerataan infrastruktur. Pihak operator menargetkan jaringan 4G LTE terkoneksi menyeluruh pada kuartal tiga tahun ini. Tak hanya itu, Telkomsel juga berperan mendukung program pemerintah seperti pembelajaran daring dan akses internet di wilayah terpelosok
GATRAreview.com - Pemerintah terus berupaya memperluas akses internet hingga ke pelosok negeri. Hal itu diwujudkan dengan pembangunan Palapa Ring sebagai proyek pembangunan jaringan serat optik nasional. Proyek yang kerap dikenal Tol Langit itu akan menjangkau 34 provinsi, dan 440 kabupaten/kota di Indonesia.
Palapa Ring dibangun dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan sejauh 21.807 kilometer. Proyek tersebut sebetulnya sudah rampung sejak akhir 2019. Namun pemerintah berencana membuat Palapa Ring tambahan yang mengintegrasikan sistem mulai Ring Barat, Ring Tengah, hingga Timur. Tujuannya tak lain mengatasi permasalahan interkoneksi.
Selain membangun infrastruktur Palapa Ring, pemerintah juga menggencarkan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Universal Service Obligation (USO). Proyek infrastruktur BTS USO dibangun dengan mendirikan jaringan tower dan transmisi yang pengerjaannya digarap bersama pemerintah daerah.
“Mekanismenya Pemda mengajukan terlebih dahulu [permohonan] ke Kominfo. Apabila disetujui maka dilakukanlah pembangunan,” kata Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan dalam keterangannya kepada wartawan Gatra review Dwi Reka Barokah.
Semuel mengatakan langkah awal yang dilakukan pemerintah pasca rampungnya infrastruktur kabel optik Palapa Ring yakni membangun internet. “Setelah adanya pembangunan jaringan maka Telkomsel tinggal memasang BTS sehingga layanan jaringannya bisa digunakan oleh masyarakat,” ucapnya.
Dalam upaya memperluas jaringan internet di wilayah pelosok dan perdesaan (3T) hingga akhir tahun ini, Telkomsel berencana menambah 25.000 BTS jaringan 4G baru yang pembangunannya difokuskan menjangkau area residensial.
Vice Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengatakan pihak Telkomsel memastikan 1.083 unit BTS USO yang selama ini dikembangkan bersama BAKTI Kominfo akan terkoneksi seluruhnya dengan jaringan 4G LTE pada kuartal tiga 2020. Hal itu termasuk pemerataan akses broadband berteknologi terdepan di wilayah 3T (Terluar, Terdalam, dan Tertinggal) hingga perbatasan negara.
Dari jumlah tersebut sebanyak 993 unit telah berteknologi 4G LTE dan tersebar melayani kebutuhan akses masyarakat dari Sabang hingga Merauke. Untuk wilayah Kabupaten Pulau Morotai misalnya, Telkomsel telah mengoperasikan 3 unit BTS Merah Putih dan 29 unit BTS USO yang semuanya terkoneksi jaringan broadband 4G LTE.
Sedangkan di Provinsi Maluku Utara, Telkomsel membangun 75 unit BTS USO berteknologi 4G LTE. Pengembangan keseluruhan infrastruktur BTS USO berteknologi broadband terdepan itu melengkapi lebih dari 20.000 BTS yang dioperasikan Telkomsel. “Sehingga pengalaman beraktivitas digital populasi masyarakat yang berada di wilayah 3T hingga perbatasan negara akan setara dengan wilayah perkotaan,” kata Denny dalam penjelasannya kepada Gatra review, Kamis (6/8).
Denny mengatakan penambahan jaringan BTS USO berteknologi 4G LTE mempertegas komitmen Telkomsel mendukung program Indonesia Merdeka Sinyal. Selain dapat mendorong penguatan ekosistem digital untuk mendorong ekonomi masyarakat, ketersediaan jaringan broadband diharapkan meningkatkan kenyamanan masyarakat di wilayah 3T dalam menikmati akses layanan internet-digital berkualitas setara kota besar.
Telkomsel, terang Denny, telah mengoperasikan lebih dari 169.000 unit BTS broadband berbasis 3G dan 4G. “Untuk pengembangan teknologi 5G ke depannya, Telkomsel siap menyesuaikan dengan regulasi penggunaan frekuensi untuk teknologi 5G yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Beberapa upaya dilakukan Telkomsel untuk meningkatkan jaringan mulai dari pembangunan 11.000 BTS baru berteknologi multi-band Long Term Evolution (LTE) atau 4G, pemusatan penguatan jaringan di area residensial hingga menambah kapasitas gateway internet menjadi 6.100 Gbps (6 Tbps) untuk menjamin kelancaran akses data internet yang andal.
Tak hanya itu, Telkomsel juga menghadirkan teknologi VoLTE yang merupakan layanan telepon berbasis jaringan 4G LTE. “Dengan teknologi, masyarakat dapat menggunakan internet tanpa terputus saat melakukan panggilan telepon sehingga koneksi lancar dan aktivitas belajar tetap dapat dilakukan. Telkomsel juga intensif melakukan pemantauan atas pergerakan trafik komunikasi pelanggan terutama layanan data selama darurat pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Telkomsel Orbit Layanan Unggulan Masa Depan
Solusi berbasis digital kini diluncurkan Telkomsel pada pelanggan agar dapat menikmati konektivitas secara cepat dan andal. Solusi itu dinamai Telkomsel Orbit yang memungkinkan pengguna menikmati konektivitas nirkabel yang dihubungkan ke berbagai perangkat di dalam rumah.
“Pada fase awal peluncurannya, Telkomsel Orbit telah menjangkau 50 kota di seluruh Indonesia sembari terus memperluas cakupan layanan secara bertahap sebagai wujud komitmen perusahaan mengakselerasikan penyediaan solusi digital yang mampu memberdayakan masyarakat,” kata Denny.
Telkomsel Orbit menjadi produk inovasi terbaru Telkomsel yang menyediakan koneksi data dengan kecepatan unggul dan premium berupa internet rumah nirkabel berbasis jaringan 4G LTE. “Telkomsel Orbit didesain dengan prinsip customer-centric oleh tim yang dibentuk khusus. Solusi digital dari Telkomsel Orbit menggunakan perangkat modem wifi dengan kualitas jaringan seluler terbaik dan paket data yang bisa diandalkan tanpa mengharuskan pelanggan untuk berlangganan,” ujarnya.
Layanan itu hadir dalam dua varian modem yakni Orbit Star dan Orbit Max. Orbit Star memiliki kemampuan untuk terhubung dengan 32 perangkat sekaligus. Sedangkan Orbit Max mampu terkoneksi dengan 64 perangkat secara simultan. Kedua jenis modem tersebut dapat diaktifkan dan disambungkan ke perangkat setelah dilakukan pemasangan oleh pelanggan.
Beberapa keunggulan dari Telkomsel Orbit yakni paket kuota 24 jam tanpa batasan aplikasi, tanpa perpanjangan otomatis dan tanpa biaya kelebihan pemakaian sehingga biaya tersedia secara transparan. “Selanjutnya pelanggan tidak perlu menunggu lama untuk menikmati internet karena aktivasi dapat dilakukan secara mandiri, instan dan mudah menggunakan aplikasi MyOrbit, sehingga tidak memerlukan kedatangan teknisi ke dalam rumah,” katanya.
Telkomsel Mendukung Pendidikan
Sejak masa pandemi Covid-19, Telkomsel melakukan pola adaptasi baru lewat program #DiRumahTerusMaju. Program itu berkolaborasi dengan pelaku industri digital dan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan kebutuhan pelanggan terpenuhi saat beraktivitas, belajar dan bekerja dari rumah.
Telkomsel juga berkolaborasi dengan berbagai platform belajar online seperti RuangGuru, Quipper, situs E-Learning Kemendikbud, dan ratusan situs perguruan tinggi di Indonesia. Kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa selama masa pandemi.
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengatakan pihaknya akan terus melakukan terobosan teknologi khususnya mendukung kebijakan belajar daring pemerintah. Tak hanya itu perusahaan operator telekomunikasi seluler itu juga bekerja sama dengan Kemenag RI untuk program bantuan paket kuota khusus pelajar, pengajar, dan pengurus institusi pendidikan tingkat madrasah.
“Selain itu Telkomsel juga bekerja sama dengan Kemendikbud RI melalui penyediaan program paket khusus yaitu paket kuota internet dan kuota CloudX bagi dosen, tenaga pendidik, dan karyawan serta para mahasiswa,” ujar Denny.
Program Bantuan Kuota Terjangkau yang digagas Telkomsel dengan Kemendikbud diperuntukkan bagi kalangan perguruan tinggi mulai mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, dan karyawan. “Selain itu untuk mendukung aktivitas daring termasuk belajar jarak jauh, Telkomsel telah memperkuat infrastruktur jaringan untuk mengakomodasi terjadinya lonjakan trafik broadband”.
Denny mencontohkan salah satu program unggulan Telkomsel yakni paket Ilmupedia E-Learning Session. Paket tersebut menawarkan kuota sebesar 10 GB dengan seharga Rp10, yang dapat dimanfaatkan pelajar untuk mengakses 10 platform belajar daring (edutech), situs e-learning dari 245 perguruan tinggi dan sekolah menengah di Indonesia, serta berbagai situs penyedia materi belajar lainnya di berbagai tingkat pendidikan.
“Paket Ilmupedia E-Learning Session merupakan bagian dari konsistensi Telkomsel sebagai digital telco company dalam menghadirkan pemanfaatan solusi layanan digital yang terus mendampingi masyarakat Indonesia untuk beradaptasi menghadapi berbagai kebiasaan di tengah situasi kenormalan baru selama masa darurat pandemi berlangsung,” kata Denny.
Peran Telkomsel Memberdayakan UMKM
Dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang memukul sektor ekonomi, Telkomsel juga punya program pemberdayaan UMKM lewat ekosistem startup. Salah satunya dengan menggalang dua startup yakni Jahitin dan Kostoom dalam program The NextDev Telkomsel. Kolaborasi dengan startup tersebut dilakukan untuk menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis dan masker kain bagi masyarakat yang diproduksi langsung oleh sejumlah penjahit lokal.
VP Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin menyatakan dalam kerja sama itu, Jahitin berkontribusi menyediakan 12.000 set APD yang meliputi baju hazmat, face shield, jubah operasi, pembungkus sepatu, penutup kepala, dan masker. “Bantuan tersebut disalurkan ke lebih dari 30 titik di seluruh Indonesia dengan fokus utama ke sejumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19,” kata Denny.
Sementara Kostoom berperan menyediakan 10.000 buah masker kain non medis berkualitas dan tahan lama. Masker tersebut telah dibagikan di 20 titik di seluruh Indonesia dengan fokus masyarakat umum, petugas dan relawan medis di sejumlah RS rujukan penanganan Covid-19. Seluruh APD dan masker kain tersebut dibuat langsung oleh para penjahit lokal yang selama ini menjadi mitra dari Jahitin dan Kostoom.
Lebih lanjut, Telkomsel memastikan bantuan tersebut disalurkan secara merata kepada seluruh penerima manfaat. “Dengan begitu, inisiatif penyediaan bantuan ini juga diharapkan mampu membantu menggerakkan perekonomian melalui pemberdayaan sektor UMKM yang turut terdampak pandemi Covid-19,” katanya.
Tren Penggunaan Internet Meningkat Tajam
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Muhammad Danny Buldansyah mengatakan industri telekomunikasi berperan penting saat masa pandemi Covid-19. Ia mengatakan saat PSBB diberlakukan, trafik penggunaan internet naik di perumahan. Namun mengalami penurunan di daerah perkantoran dan industri.
“Sekarang trafiknya [internet] secara overall masih naik dibandingkan sebelum PSBB. Tetapi antara PSBB dan masa transisi itu relatif sama jumlah trafiknya. Puncaknya kemarin sebelum lebaran Idulfitri,” kata Danny kepada wartawan Gatra review, Wahyu Wachid Anshory akhir Juli lalu.
Ia memperkirakan penggunaan internet akan meningkat saat sekolah dan universitas kembali dibuka. Tren penggunaan internet selama bulan puasa karena dominannya penggunaan internet untuk kebutuhan streaming video, musik dan games.
“Kami rasa pemerintah berusaha sekuat tenaga bagaimana [internet] saat work from home diserahkan pada mekanisme pasar. Sementara pada wfh banyak sekali operator anggota ATSI menyediakan paket yang sesuai dengan WFH,” ujarnya.
Terkait roadmap pembangunan infrastruktur telekomunikasi, Danny berpandangan bila lokasi pembangunan feasible maka sebaiknya diserahkan pada mekanisme pasar. Bila proyek menguntungkan secara bisnis maka infrastruktur pasti akan dibangun investor. Bahkan ada proyek yang tidak menghasilkan return tapi tetap dibangun sebagai kesatuan layanan.
“Untuk Palapa Ring ini sekarang bagaimana kerja sama antar operator untuk memaksimalkan coverage di daerah yang sekarang jumlahnya ada di 12.000 desa bisa dicovered," ungkapnya. Tentang akselerasi menuju 5G, Danny mengatakan hal itu merupakan keharusan khususnya di kota-kota besar.
“Kalaupun belum siap ketika 5G sudah ready maka tidak akan memakan waktu yang lama. Semua operator sudah siap 5G tapi hanya di kota mana layer berapa siapnya. Kalau Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya sudah sangat siap untuk 5G,” jelasnya.
Andhika Dinata dan Ucha Julistian Mone