Pertamina memberikan perhatian penuh terhadap gerak UMKM. Lewat program kemitraan, perusahaan bidang migas itu meluncurkan Rumah Kreatif BUMN (RKB) dan Pasar Digital UMKM (PaDI UMKM). Solusi penyelamatan UMKM di masa pandemi.
GATRAreview.com - Wibowo Supriadi, 46 tahun, mengucap syukur ketika usaha ikan yang digelutinya laris manis. Pasalnya, sejak 1997 menggeluti budidaya ikan lele dan ikan gurame, usaha yang ia rintis mampu bertahan hingga saat ini. Supriadi sempat cemas dengan wabah corona yang memukul banyak sektor, termasuk usaha kecil.
Peternak ikan yang bermukim di Palembang itu kini bernapas lega karena telah menjadi UMKM mitra binaan Pertamina. Kerja sama dengan Pertamina mulai ia jalani sejak tiga tahun terakhir. Sejak itu usahanya berkembang pesat. Permintaan konsumen terhadap ikan lele bisa mencapai 40 kg per hari yang dibandrol dengan harga Rp23.000 per kilogram. Itu belum termasuk permintaan ikan lainnya.
Usaha ikan dipilih Supriadi, mengingat tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas ikan di Kota Palembang. Konon masyarakat di Bumi Sriwijaya itu terbiasa mengolah ikan untuk dibuat pempek, tekwan, dan makanan khas lainnya. “Omzet usaha yang saya jalani ini cukup menjanjikan melihat pangsa pasar di Kota Palembang. Namun sejak Covid-19, usaha kami cukup terpukul dan mengalami penurunan omset signifikan,” ujarnya.
Sejak Maret 2020, Supriadi menuturkan usahanya sempat mengalami penurunan omzet hingga 65% lantaran pasokan ikan di restoran menurun. Kondisi itu tak membuatnya menyerah. Ia lantas memutar otak agar roda ekonomi tetap berjalan. Supriadi lantas membuka rumah makan sendiri yang mengolah ikan hasil ternaknya.
“Kondisi tidak menentu menuntut saya berinovasi dan tekun belajar memasak selama dua bulan terakhir dengan rekan-rekan yang memiliki keahlian di bidang kuliner. Kami juga rajin mencoba resep-resep terbaru agar hasil masakan diminati dan disukai konsumen,” ujarnya.
Pada Mei 2020, Supriadi membuka usaha warung seafood dan pecel lele Mulia yang berlokasi di Talang Bubuk, Kecamatan Plaju, Kota Palembang. Ia mengaku usaha baru yang ia rintis itu dapat menutupi penurunan omzet usaha ternak yang terjadi saat pandemi Covid-19.
Saat warung dibuka, omzet yang ia peroleh kurang lebih Rp300.000,- per hari. Hingga saat ini omzet usaha terus meningkat seiring ramainya pelanggan yang berkunjung. Supriadi mengaku bersyukur bisa bermitra dengan Pertamina. Selain diberikan bantuan modal, perusahaan migas Tanah Air itu juga kerap memberikan bimbingan dan masukan kepada pelaku usaha kecil yang menjadi binaannya.
“Sangat bersyukur dengan usaha dan risiko yang berani saya ambil. Dengan inovasi ini, saya dapat memastikan roda perekonomian kami berjalan bahkan menghasilkan keuntungan di masa pandemi. Tidak lupa saya berterima kasih kepada Pertamina yang bersama-sama membantu dan membimbing mitranya untuk maju dan berinovasi,” ucapnya.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina, Wilayah Sumbagsel, Dewi Sri Utami, mengatakan Pertamina terus melakukan berbagai upaya untuk membantu mitra binaan selama pandemi berlangsung. Salah satunya terwujud dengan upaya membantu peternak ikan dan kuliner di Palembang.
“Pertamina secara aktif memberikan pembinaan kepada mitra untuk melakukan inovasi dalam perubahan bisnis agar tetap berjalan selama masa pandemi ini. Mereka diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat di masa adaptasi kebiasaan baru, dengan tujuan akhir menjadi pengusaha mandiri,” ujar Dewi dalam keterangannya di Palembang pada 18 Agustus 2020.
Pertamina & Rumah Kreatif BUMN
Pandemi Covid-19 turut memengaruhi dunia UMKM di Indonesia. Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan sebanyak 2.322 koperasi dan 185.184 pelaku usaha UMKM terdampak pandemi Covid-19. Angka itu masih akan terus bertambah bila pandemi berlangsung lebih lama.
Akibatnya tak sedikit pelaku UMKM yang gulung tikar sepanjang April hingga Juli 2020. PT Pertamina (Persero) termasuk BUMN yang punya fokus memberdayakan sektor UMKM. Program Kemitraan Pertamina (PKBL-BUMN) sudah berjalan sejak 1993. Hingga saat ini tercatat lebih dari 63.000 pelaku UMKM telah bergabung dalam program ini. Dan terhitung lebih dari Rp3,5 triliun bantuan disalurkan kepada UMKM.
Dalam merealisasikan programnya, Pertamina merujuk pada Permen BUMN No. PER-02/MBU/04/2020 tentang perubahan ketiga Permen BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Program itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Sektor UMKM yang disasar yakni: industri, pertanian, jasa, perikanan, perkebunan, peternakan, dan perdagangan.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyatakan pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan UMKM terutama yang telah menjadi mitra binaan. Pertamina, terang Fajriyah, baru-baru ini menggencarkan workshop yang digelar secara online melalui Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang dikelola Pertamina di beberapa lokasi. Tercatat lebih dari 2.300 UMKM berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
“Pertamina turut prihatin atas kondisi pandemi ini yang berdampak pada UMKM terutama para mitra binaan kami. Namun kami memiliki semangat untuk terus maju sehingga mengoptimalkan program-program workshop untuk memotivasi dan meningkatkan skill UMKM agar bisa tetap menjalankan usahanya,” ujar Fajriyah dalam keterangan resmi yang diterima Gatra review.
Untuk diketahui, Rumah Kreatif BUMN (RKB) merupakan rumah berkumpul, belajar dan pusat pembinaan para pelaku UKM Indonesia yang berada di bawah naungan Pertamina. Di RKB, para pelaku UMKM diajarkan pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan kompetensi, memperluas akses pemasaran, dan meningkatkan akses permodalan.
RKB juga berupaya mencetak UMKM baru yang punya platform teknologi yakni: go modern, go digital, go online dan go global. Selain RKB, Pertamina juga punya program unggulan lainnya dalam pemberdayaan UMKM. Misalnya Pasar Digital UMKM (PaDI UMKM) yang mengkolaborasikan7.000 Usaha Kecil Mitra Binaan Pertamina terdaftar dalam platform procurement berbasis digital sinergi dari sembilan (9) BUMN.
Kemudian ada pembentukan WA Group Mitra Binaan yang menjadi sarana berbagi info, pengetahuan, dan juga membuka peluang business matching. Pertamina juga aktif melakukan pelatihan digital yang selama semester I-2020 terselenggara 30 online training berupa webinar dan diskusi di media sosial. Fajriyah menyebutkan tema yang disampaikan dalam tiap workshop bermacam-macam mulai dari “Tips Bertahan di Era Covid-19”, “Online Marketing”, “Branding, Business Skill” dan “Manajemen Keuangan”.
Saat ini Pertamina menurutnya tengah mengkoordinasikan 29 RKB dimana setiap RKB dapat menggelar workshop gratis yang bisa diikuti oleh UMKM dari RKB lain. Sehingga pelaku UMKM memeroleh pengetahuan yang luas untuk mengembangkan kemampuannya. “Dari situ, mereka bisa mendapatkan motivasi dan wawasan baru dalam menjalankan usahanya di tengah pandemi ini,” ucapnya.
Selain workshop, Pertamina juga telah menyiapkan dana Rp100 miliar untuk disalurkan kepada 1.000 UMKM binaan melalui Pilot Project Pendampingan UMKM Naik Kelas Program Kemitraan Pertamina. Hal tersebut merupakan upaya mendorong UMKM naik kelas sehingga berdaya saing tinggi.
Sebagai langkah awal, pihak Pertamina telah melakukan proses rekrutasi meliputi survei, verifikasi dan asesmen terhadap calon mitra binaan potensial untuk penyaluran dana program yang diberikan secara bertahap. Tahap rekrutasi dimulai dari DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat dengan nilai pengajuan sebesar Rp2,39 miliar dari 24 calon mitra binaan.
“Di tengah pandemi Covid-19, Pertamina menyiapkan solusi bagi UMKM agar terap berdaya melalui program Pilot Project Pendampingan UMKM Naik Kelas dengan penyaluran pinjaman usaha sekaligus pembinaan UMKM agar dapat bangkit di tengah kondisi ekonomi yang sulit saat ini,” pungkas Fajriyah.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia, M. Ikhsan Ingratubun mengatakan pemerintah mulai memberikan ruang bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus berkembang. Hal itu terlihat dengan kebijakan menyerahkan proyek BUMN di bawah Rp14 miliar ke UMKM. “Kebijakan-kebijakan BUMN bahwa [proyek] di bawah Rp14 miliar, perusahaan besar enggak boleh masuk lagi, nanti diberikan kepada yang berskala UMKM,” ujar Ikhsan ketika dihubungi Gatra review.
Menurutnya upaya pemerintah menjadikan UMKM sebagai supplier atau vendor BUMN sebagai langkah yang tepat. Terlebih dengan adanya program Pasar Digital UMKM (PaDI UMKM) akan sangat membantu dan efektif memberikan pasar yang luas terhadap UMKM. “Mudah-mudahan dengan kebijakan sekarang akan membuka pintu yang luas bagi usaha mikro kecil menengah untuk merambah pasar UMKM di BUMN,” katanya.
Di dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp2,4 juta untuk 12 juta UMKM. Pemerintah juga memberlakukan relaksasi kredit untuk UMKM yang digempur krisis Covid lewat Peraturan OJK Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19.
Selain itu dalam PEN, pemerintah juga memberikan tambahan modal atau permodalan yang baru untuk UMKM, yang dialokasikan sebesar Rp123 triliun di luar penyaluran KUR. “Dengan adanya program pengalokasian dana ini, maka UMKM yang terdampak Covid-19 bisa mendapatkan uang untuk belanja. Belanja modal untuk menaikkan kembali perekonomian bangsa di kuartal ke-III ini,” jelasnya.
Ikhsan mengatakan dalam kondisi saat ini perlu intervensi pemerintah untuk kembali memulihkan sektor UMKM. “Tercatat 30 juta UMKM itu bangkrut, 3,5 juta pekerja UMKM kehilangan pekerjaan, sudah pasti itu tidak bisa dielakkan. Mereka harusnya bisa bangkit kembali dengan adanya bantuan pemerintah. Lewat bantuan pemerintah atau bantuan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan nonbank dengan cara dia diberikan modal kerja,” katanya.
Di kesempatan terpisah, pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengatakan perlu ada fokus untuk membantu sektor UMKM dari keterpurukan. Disebabkan banyak UMKM yang tidak mampu bertahan dari gempuran krisis Covid-19.
“Pada pandemi ini agak unik UMKM. Kalau di 1998, UMKM mampu bertahan dari guncangan dan menyelamatkan ekonomi, tetapi sekarang malahan banyak UMKM yang gulung tikar. Saya mencurigai apakah ada ketidakmampuan menghadapi tekanan pandemi ini atau karena ketidakmampuan pengelolaan keuangan atau memang tidak mampu membuat produk yang kompetitif,” katanya.
Trubus menyebutkan di tengah pandemi ini ada semangat dari BUMN untuk mengucurkan bantuan dalam bentuk CSR. Namun bantuan permodalan saja tidak cukup tanpa disertai bantuan ketrampilan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). “Supaya sinergi tentu harus diberikan permodalan dan bantuan keterampilan (skill) bagi SDM-nya agar UMKM bisa tetap bertahan hidup. Jadi mereka dikasih pelatihan-pelatihan terkait mengatasi situasi yang begitu cepat berubah”.
Ia berpandangan banyak BUMN yang memiliki perhatian terhadap pemberdayaan sektor UMKM termasuk PT Pertamina (Persero). Keseriusan membantu UMKM dapat diikuti oleh perusahaan dan BUMN lainnya. “BUMN seperti Pertamina dari dulu memang sudah memberikan bantuan untuk UMKM. Tapi kelihatannya Pertamina juga selektif, enggak semua UMKM. Saya rasa UMKM yang bisa bertahan di kondisi sekarang yang [dibantu] berkaitan dengan kebutuhan dasar”.
Pertamina menurutnya punya program unggulan Rumah Kreatif BUMN yang digagas untuk meningkatkan kualitas SDM pekerja UMKM. Namun Trubus berpandangan program tersebut tak sepenuhnya efektif karena kondisi pandemi yang menyebabkan keterbatasan. Program akan berjalan maksimal bila situasi pandemi berakhir.
“Misalnya yang mau dilatih berapa orang. Terus tinggal di RKB untuk sementara, dalam situasi pandemi ini bagaimana? Nanti output yang dihasilkannya seperti apa juga perlu dipikirkan,” katanya.
Pelatihan kewirausahaan menurutnya akan menjadi tren baru yang digalakkan pemerintah untuk meningkatkan keahlian berwirausaha. “Artinya ada kolerasi dengan rumah-rumah kreatif itu, diharapkan bisa melahirkan inovasi-inovasi yang strategis untuk bertahan dalam pandemi ini. Kalau inovasi itu bisa memunculkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, itu kan luar biasa,” pungkasnya.
Andhika Dinata dan Ryan Puspa Bangsa