Home Hukum Jumpa Pers di Keraton Solo, Belasan Jurnalis Walk Out

Jumpa Pers di Keraton Solo, Belasan Jurnalis Walk Out

Solo, Gatra.com – Belasan jurnalis yang tengah meliput kegiatan jumpa pers di Keraton Kasunanan Surakarta mengambil langkah walk out. Hal ini dilakukan karena mereka dianggap melalaikan prinsip cover both side dalam memberitakan terkait Keraton Kasunanan Surakarta.

Dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Sasana Handrawina ini dihadiri langsung oleh Pakubuwana XIII Hangabehi. Pada jumpa pers tersebut ada 13 media cetak dan online yang dianggap tidak memberitakan keraton secara benar. Pemberitaan ini terhitung sejak 1 Agustus hingga 21 September 2020.

”Rekan-rekan media memberitakan apa yang dikeluarkan oleh KP Wirabhumi (Lembaga Dewan Adat) secara mentah-mentah tanpa ada konfirmasi dari pihak Pakubuwana XIII. Saya tidak tahu maksud dan tujuannya. Sebab pemberitaan yang muncul tanpa konfirmasi,” ucap Kuasa Hukum Pakubuwana XIII Hangabehi, KPA Ferry Firman Nurwahyu dalam jumpa pers, Rabu (23/9).

Ada beberapa poin pemberitaan yang dimaksud oleh Ferry, namun dirinya tidak menyebut secara detail materi berita apa saja. diantaranya berita terkait kegiatan Pasar Rakyat di Alun-Alun Kidul (Alkid) yang mencantumkan logo Keraton Kasunanan Surakarta, Pemkot Solo hingga Polresta Solo. Selain itu ada pula persoalan penutupan Alkid hingga penutupan Alun-Alun Utara (Alut) yang menyebabkan pedagang Pasar Cinderamata tak dapat berjualan. Belakangan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo menyebut penutupan ini terkait dengan antisipasi penyebaran covid-19.

”Sinuhun mengajukan somasi karena media-media ini tidak memberikan hak jawab atas pemberitaan tersebut. Sehingga hal ini merugikan pihak PB XIII,” ucapnya.

Sebagai informasi, keraton Kasunanan Surakarta terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama yakni PB XIII Hangabehi bersama dengan kuasa hukumnya KPA Ferry Firman Nurwahyu. Sedangkan kubu kedua yakni Lembaga Dewan Adat (LDA) yang digawangi GKR Wandansari bersama dengan KP Edhy Wirabumi.

Para wartawan kemudian meninggalkan ruang konferensi saat Ferry masih berbicara. Sebab para wartawan ini merasa tersinggung dengan perlakuan, gaya bahasa, serta nada bicara dari Ferry. Pasalnya kedatangan awak media ke Sasana Handrawina karena diundang.

”Saya hanya keberatan dengan nada bicaranya, kami kesini diundang, tapi justru seperti itu. Lagi pula setiap ada persoalan yang akan dikonfirmasi, pihak PB XIII tidak pernah bisa dikonfirmasi,” ucap seorang wartawan.

Sementara itu wartawan Timlo.net Ikhsan Rosid mengatakan hal sama. Selama ini pihak PB XIII Hangabehi tidak pernah memberikan statemen terkait konfirmasi pemberitaan.

”Biasanya telponnya tidak diangkat. Kalau diangkat pun juga selalu diping-pong. Jadi kami tidak dapat konfirmasi yang dimaksud,” ucapnya.

11801