Home Kesehatan Serius Cari dan Lacak, Sleman Juara Kasus Corona di DIY

Serius Cari dan Lacak, Sleman Juara Kasus Corona di DIY

Sleman, Gatra.com – Sejak awal pandemi hingga Rabu (23/9) ini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sleman paling banyak dibanding daerah lain di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dinas Kesehatan Sleman menganggap hal itu bukti keberhasilan atas pelacakan kasus yang berlangsung intensif.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, mengatakan, kasus positif Covid-19 di Sleman hampir mencapai seribu orang. Menurutnya, semakin banyak warga terpapar maka meningkat pula pelacakannya.

“Mungkin banyak yang komentar, Sleman juara (terbanyak kasus Covid-19) dan sebagainya. Saya tidak masalah,"  kata Joko di Sleman, Rabu (23/9). Menurutnya, jumlah kasus itu terus meningkat lantaran Dinas Kesehatan Sleman terus melacak penularan.

"Karena memang kami cari dan ketemu. Apakah (daerah) yang sedikit-sedikit itu memang sedikit, saya tidak mengatakan demikian. Tapi mungkin kalau dicari, ya saya yakin ketemu,” kata dia.

Joko menjelaskan, sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi ke-5 Kementerian Kesehatan, seorang yang terjangkit Covid-19 harus melalukan karantina mandiri selama 14 hari. Dinas Kesehatan Sleman akan melacak kontak erat kasus tersebut hingga di lingkar kontak kedua.

Kasus positif Covid-19 di Sleman bertambah 47 kasus dan satu kematian pada Rabu (23/9) ini, sehingga totalnya 978 kasus dan 16 kematian penderita Covid-19. Adapun kasus positif di DIY bertambah 63 kasus hari ini dengan total 2.375 kasus dan 61 kematian. 

“Jumlah kasus yang paling tinggi di Sleman (di DIY) dan jumlah kematian juga yang paling tinggi Sleman. Semua yang meninggal ada komorbidnya,” ucap Joko.

Joko menyebut, klaster Pasar Cebongan mendapat sorotan karena 26 orang positif Covid-19 di klaster ini. Dari jumlah itu, separuhnya adalah pedagang dan separuhnya lagi anggota keluarga mereka.

“Klaster Pasar Cebongan sudah tidak ada penambahan sejak kemarin. Jadi tracing sudah kami anggap cukup,” katanya.

Joko mengatakan, Dinas Kesehatan tengah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengantisipasi munculnya kasus di pasar tradisional. Langkahnya dengan menggelar tes cepat Covid-19 kepada sejumlah pedagang pasar sebagai sampel.

“Kami pikirkan mencari sampel lagi di pasar. Tapi belum dijadwalkan karena acara masih padat. Tracing membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran yang cukup banyak,” ucapnya.

989