Jakarta, Gatra.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat untuk menangani penyebaran Covid-19 di Indonesia. Sebab, untuk mengendalikan jumlah penyebaran virus, baik masyarakat maupun pemerintah diharuskan untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan.
"Perubahan perilaku sebagai poin kunci. Itu kalau bisa, dalam 3 sampai 4 bulan ini betul-betul diperkuat untuk bisa bertahan jangka panjang," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (23/9).
Bahkan, jika perubahan perilaku ini bisa diterapkan hingga tahun 2021 nanti setidaknya oleh 75 persen masyarakat Indonesia, upaya ini dapat menjadi herd imunity atau kekebalan kelompok. Dengan demikian, akan bermanfaat pula sebagai upaya proteksi bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Apaliagi kalau ditambah vaksin dan itu efektif," imbuhnya.
Tidak hanya itu, Wiku bilang, ketika kesehatan masyarakat sudah terjaga, maka akan lebih mudah nantinya untuk melakukan upaya pemulihan ekonomi. Sebaliknya, jika masyarakat masih tetap tidak bisa menjaga disiplin mereka, perekonomian akan sulit bangkit dari tekanan karena pandemi.
Padahal, sebagai upaya pemulihan ekonomi, pemerintah sudah menginvestasikan dana hingga Rp695,23 triliun. Pun dengan upaya pemerintah dalam menemukan vaksin virus Sars-CoV-2.
"Supaya ekonomi kita ini betul-betul sukses, kita harus tahu berapa ratus triliun yang sudah diinvestasikan untuk menggerakkan ekonomi di masa ini. Ini harus betul-betul berdampingan," ujar dia.
Namun, Wiku tak menampik, sulit memang bagi masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku secara mendadak. Karena pada dasarnya, warga Indonesia adalah masyarakat yang sangat bergatung pada lingkungan, seperti keluarga, teman dan saudara.
"Kalau untuk orang Barat, mungkin suruh jaga jarak gampang, karena mereka individualis. Kalau untuk kita susah, tapi kalo utuk mereka suruh pakai maskernya yang susah, meskipun bagi orang Indonesia juga," kata dia.
"Tapi modal terbesar adalah perubahan perilaku, karena itu yang menjamin kita. Meskipun itu nanti konfliknya dengan budaya," tandas Wiku.