Ankara, Gatra.com - Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Emmanuel Macron dari Prancis mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah mengadakan percakapan pertama mereka dalam beberapa bulan, setelah kebuntuan antara dua sekutu NATO tersebut atas meningkatnya ketegangan di Mediterania Timur.
Dikutip Reuters, Rabu (23/9), dalam sebuah pernyataan setelah panggilan antara kedua pemimpin, kepresidenan Turki mengatakan Erdogan menekankan perlunya menggunakan peluang diplomatik untuk meredakan situasi dan mencapai negosiasi yang berkelanjutan.
Sedangkan Kementerian luar negeri Prancis mengatakan setelah seruan, yang berlangsung lebih dari satu jam, berharap dialog antara Turki dan Yunani dapat berlanjut, dan mengatakan Macron telah menyerukan pendekatan serupa dengan Siprus.
"Dia (Macron) mendesak Turki untuk sepenuhnya menghormati kedaulatan negara anggota Uni Eropa serta hukum internasional, dan untuk menahan diri dari tindakan sepihak lebih lanjut yang dapat memicu ketegangan," kata kantor luar negeri Prancis, menambahkan bahwa Macron dan Erdogan telah setuju. untuk tetap berhubungan.
Hubungan antara UE dan Turki sempat tegang pada sejumlah masalah, termasuk eksplorasi hidrokarbon di Mediterania Timur, di mana Ankara berselisih dengan negara-negara anggota UE, Siprus dan Yunani.