Home Milenial Kemendikbud akan Daftar Jalur Rempah sebagai World Heritage

Kemendikbud akan Daftar Jalur Rempah sebagai World Heritage

Banda Neira, Gatra.com - Ketua Komite Program Jalur Rempah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto K. Seta menyebutkan, Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud menyatakan kesiapan mendaftarkan Jalur Rempah sebagai world heritage atau warisan dunia ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

"Program Jalur Rempah sejatinya digagas beberapa tahun lalu. Tetapi, tahun ini mulai digalakkan kembali," ujar Ananto saat dihubungi Gatra.com dari Banda Neira, Senin (21/9/2020).

Menurut Ananto, pemerintah Indonesia akan menggandeng negara-negara serumpun yang juga memiliki sejarah jejak jalur rempah, diantaranya Srilanka, India, Madagaskar serta Grenada.

Usulan tersebut lanjut Ananto, bukan sekedar legacy dari masa 4.500 tahun lalu, tetapi juga menyangkut peremajaan ladang, industri obat herbal serta paket pariwisata. "Melalui program usulan ini, kita berupaya merekonstruksi perdagangan rempah di Nusantara yang berlangsung 4,5 milenium silam, dengan harapan dapat mendorong kemajuan perekonomian demi kesejahteraan masyarakat," paparnya.

Ananto yang pekan lalu menyempatkan datang ke Kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku ini, menyebutkan dua alasan untuk menghidupkan kembali kehangatan cita rasa rempah melalui program Jalur Rempah.

Terutama, lanjut dia, dari rempahnya sendiri. Karena menurut dia, Indonesia atau Nusantara adalah tempat satu-satunya di muka bumi yang dipilih Tuhan untuk tumbuhnya rempah-rempah. "Contohnya pala di Pulau Banda, Provinsi Maluku dan cengkih di Ternate Provinsi Maluku Utara. Pala dan cengkih turut berkontribusi pada sejarah peradaban dunia," tandasnya.

Menyinggung soal pendaftaran ke UNESCO, pihaknya lanjut Ananto, telah menetapkan tahapan yang akan dilakukan setiap tahun untuk melengkapi berbagai dokumen dibutuhkan, guna mendukung pendaftaran jalur rempah ke lembaga PBB itu, sehingga diharapkan pada tahun 2024 atau 2025 sudah ditetapkan sebagai warisan dunia.

"Tahun 2020 ini misalnya, ditetapkan sebagai periode awareness atau membangun kesadaran masyarakat terhadap Jalur Rempah melalui beragam kegiatan sosialisasi seperti seminar, pemutaran film dan lainnya dengan tujuan membangkitkan ingatan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi muda," bebernya.

Setelah kesadaran terbangun, tambah Ananta, maka tahun berikutnya diharapkan banyak pihak termasuk lintas kementerian dan pemerintah daerah, terlibat sesuai porsinya masing-masing. "Keterlibatan itu, baik untuk promosi paket pariwisata Jalur Rempah, maupun peremajaan ladang-ladang rempah, termasuk mendorong industri obat herbal berbasis rempah-rempah asli Indonesia," terangnya.

219