Temanggung, Gatra.com - Para pembalap cilik atau disebut racer kepompong yang tergabung dalam Pushbike Rider Sindoro-Sumbing Temanggung memiliki cara sendiri memperingati World Clean Up Day. Usai latihan rutin, balapan sepeda yang didominasi anak-anak dan balita ini membersihkan kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Temanggung. Langkah ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kebersihan dan cinta lingkungan.
"Anak-anak kami tidak hanya pandai balapan sepeda, tetapi juga memiliki andil membersihkan lingkungan, termasuk di DLH ini. Maka dalam rangka peringatan World Clean Up Day atau hari bersih-bersih dunia kita arahkan generasi penerus ini membersihkan lingkungan Kantor DLH," kata Ketua Pushbike Rider Sindoro Sumbing, Edi Cahyono, Minggu (20/9).
Menurutnya, anak-anak usai latihan rutin kerap dibekali dengan informasi mengenai World Clean Up Day. Selain harus membersihkan lingkungan tempat tinggal, gelaran akbar tingkat dunia ini juga mengamanatkan untuk membersihkan ruang publik. Kantor DLH sendiri dipilih lantaran DLH merupakan punggawa penanganan sampah di Kabupaten Temanggung.
"Juga kebetulan kita latihan disini, sekalian kita programkan untuk membersihkan lingkungan. Jika pegawai DLH sibuk memikirkan kebersihan di semua tempat di Temanggung, maka sebaliknya kita andil bersihkan Kantor DLH agar ada kesinambungan antara masyarakat dengan pemerintah, khususnya dalam menumbuhkan kesadaran pada anak-anak," katanya.
Pengurus lainnya, Adi Nugroho, mengatakan pentingnya menjaga kebersihan erat kaitannya dengan balap sepeda. Sepanjang race yang akan dilalui harus steril dari semua jenis sampah, apalagi sampah yang licin.
"Roda pushbike sangat rentan dengan gangguan semacam sampah. Jadi misal kalau sedang race ada kulit pisang, bisa-bisa anak terpeleset. Karakter ban beda dengan ban sepeda besar karena cenderung tidak memiliki motif yang dalam, bahkan merk tertentu halus," katanya.
Dalam program bersih lingkungan ini, anak-anak diminta untuk memunguti sampah di areal perkantoran. Sampah sendiri kemudian dikumpulkan oleh anak-anak dalam kardus yang telah dipersiapkan. Selanjutnya oleh anak-anak sendiri sampah dalam kardus dimasukkan ke dalam truk sampah. "Orang tua hanya melihat untuk memantau. Kami biarkan anak-anak sendiri dan bergotong royong," terangnya.
Salah seorang pembalap kecil, Brandon (5), mengaku senang dengan kegiatan ini. Selama ini ia jarang membersihkan lingkungan secara langsung. Dengan bersih-bersih lingkungan ini, ia bisa berbaur bersama-sama teman memunguti sampah.