Temanggung, Gatra.com - Ketua DPRD Temanggung Yunianto mengatakan, meski saat ini sudah memasuki masa akhir panen raya tembakau namun harga dan penyerapan dari pabrikan rokok belum sesuai harapan petani.
Pihaknya pun bersama para kepala desa yang tergabung dalam paguyuban mangku Praja mendatangi perwakilan pabrik rokok PT Gudang Garam dan PT Djarum.
Dari analisanya rendahnya harga karena dua pabrik rokok terbesar di Indonesia tersebut yang selama ini menyerap tembakau hasil panen petani sekarang tidak maksimal menyerap. Antara PT Gudang Garam dan Djarum ada perbedaan dari segi kuantitas penyerapan sehingga harga tidak kompetitif. Kedua lesunya pembelian diakuinya memang karena ada dampak pandemi Covid-19.
"Kami monitoring seluruh wilayah pertembakauan di Kabupaten Temanggung dan di akhir masa panen ini malah mengalami penurunan, baik pembelian maupun harga. Kita sampaikan pada grader Djarum dan Gudang Garam untuk memaksimalkan pembelian tembakau Temanggung yang berkualitas maka harus diserap dengan baik dan bagus. Riskan sekali kalau tembakau asli Temanggung tidak terserap," katanya di sela-sela sidak di gudang pabrik, Jumat (18/9).
Warsidi dari paguyuban Mangku Praja (kepala desa) yang mewakili warga petani mengatakan, harga tembakau sejak awal panen di 2020 memang rendah jika naik turun tidak begitu signifikan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dinamikanya lebih hidup, karena pembelian dari dua pabrikan besar, yakni PT Gudang Garam dan PT Djarum begitu kompetitif.
"Sekarang harga segitu-gitu aja, sehingga tidak bisa menutup biaya tanam. Kalau kami istilahkan harganya hanya di kisaran 'papat lima', 'polsek' alias pol-pole seket' (Rp45.000 paling banyak Rp50.000). Djarum itu membelinya baru-baru saja sehingga harga di Gudang Garam pun akhirnya stagnan juga,"katanya.
Maka kepada pabrikan, ia mendesak untuk megoptimalkan pembelian tembakau dari petani. Setidaknya petani bisa menangguk keuntungan agar tidak merugi. Sebab tembakau menjadi harapan terakhir setelah sebelumnya harga sayur mayur hancur dan tidak laku di pasaran.
Perwakilan PT Gudang Garam di Temanggung Tjong They atau Hartanto menuturkan, sampai saat ini masih terus melakukan pembelian. Soal harga dia mengatakan asal kualitas baik pasti dibeli dengan harga tinggi. Tapi diakuinya karena faktor cuaca kualitas tembakau kurang begitu baik.
Perwakilan PT Djarum di Temanggung Hendro menuturkan, pihaknya juga masih melakukan pembelian bahkan per hari bisa mencapai 1.000 keranjang. Tidak hanya milik mitra saja, tapi tembakau milik petani di luar mitra juga dibeli jika memang kualitasnya bagus.