Tokyo, Gatra.com - Para pemimpin keuangan dari Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara berjanji untuk melipatgandakan upaya mereka membantu kawasan tersebut agar pulih secara ekonomi dari virus korona baru, dan tetap mempertahankan sistem perdagangan dan investasi multilateral.
"Kami akan tetap waspada terhadap risiko penurunan lanjutan ... Kami mengambil langkah untuk mengurangi kerentanan terhadap risiko ini dan bertekad untuk terus menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia untuk mendukung pemulihan berkelanjutan," kata mereka dalam pernyataan bersama, dikutip Reuters, Jumat (18/9).
"Kami akan tetap teguh dalam komitmen untuk menegakkan perdagangan multilateral yang terbuka dan berbasis aturan dan sistem investasi, serta memperkuat integrasi dan kerja sama regional," bunyi pernyataan tersebut
Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul pertemuan tahunan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari Cina, Jepang, Korea Selatan dan 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Pertemuan tersebut dilakukan melalui telekonferensi di sela-sela pertemuan tahunan Asian Development Bank (ADB).
Pandemi virus korona telah memicu penurunan yang dalam di ekonomi regional, mengganggu perdagangan global dan rantai pasokan, serta meningkatkan volatilitas pasar di Asia dan sekitarnya, yang mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan program stimulus ekonomi besar.
Menyadari risiko bahwa rencana stimulus besar yang dibatalkan dapat mengguncang pasar keuangan, para menteri dari Jepang, Korea Selatan, Cina dan ASEAN, --sebuah kelompok yang dikenal sebagai ASEAN + 3-- membahas bagaimana mereka akan keluar dari langkah-langkah krisis.
"Kami akan dengan hati-hati mengukur waktu yang tepat untuk keluar dari langkah-langkah pandemi ini sesuai dengan situasi ekonomi dan pandemi masing-masing anggota," kata para pemimpin ASEAN + 3 itu.
Menyoroti kekhawatiran tentang risiko pukulan terhadap likuiditas pasar, Jepang dan Malaysia pada hari Jumat menandatangani pengaturan pertukaran mata uang bilateral yang memungkinkan pihak berwenang untuk menukar hingga US$ 3 miliar mata uang mereka.
Para pemimpin ASEAN + 3 juga berjanji akan mendorong Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM). CMIM memainkan peran penting dalam mendukung stabilitas keuangan regional dengan memungkinkan negara anggota, termasuk ASEAN + 3 dan Hong Kong, untuk memanfaatkan jalur pertukaran mata uang untuk mengamankan mata uang yang membutuhkan.
"Kami berharap CMIM ... diperkuat lebih lanjut untuk membantu ekonomi regional menghadapi berbagai situasi krisis termasuk pandemi," kata mereka.