Mataram, Gatra.com- Membangun kerukunan beragama adalah tugas pokok pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Kunci untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa adalah kerukunan antara umat beragama yang semakin kuat. Karena itu, peran lembaga pendidikan khsususnya lembaga pendidikan Agama Islam agar mampu membangun kerukunan yang baik untuk mewujudkan persatuan bangsa Indonesia.
"Salah satu kelebihan masyarakat NTB adalah kerukunan antar umat beragama sangat tinggi dan luar biasa. Kerukunan itu sangat selaras saat pertama kali Rasulullah SAW melakukan hijrah dari Kota Mekkah menuju Kota Madinah,” kata kata Menteri Agama (Menag) RI, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi di Mataram, Kamis (17/9).
Kepada wartawan usai peresmian Gedung Rektorat Kampus 2 Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Menag juga menegaskan, membangun kerukunan beragama adalah tugas pokok pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Kunci untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa adalah kerukunan antara umat beragama yang semakin kuat. Karena itu, peran lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Agama Islam agar mampu membangun kerukunan yang baik untuk mewujudkan persatuan bangsa Indonesia.
"UIN Mataram harus menjadi garda terdepan dalam membangun Iptek, Imtaq dan wawasan kebangsaan yang tinggi," harap purnawiran jenderal TNI ini.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengungkapkan, kini kampus UIN Mataram telah menjadi saksi sejarah bagi perkembangan dunia pendidikan Islam di NTB dengan berbagai kemewahan gedung dan fasilitasnya. Namun jangan sampai karena dimanjakan dengan segala kemegahannya sehingga ruh pendidikannya hilang begitu saja, namun isinya biasa-biasa saja.
"Oleh karena itu, mumpung UIN berada di Pulau Lombok yang sangat indah ini maka sangat seksi untuk menarik ilmuwan dan tokoh untuk menikmati keindahan serta menghabiskan waktunya di sini," harap Dr. Zul sapaan akrabnya.
Gubernur juga mengusulkan kepada kepada Menteri untuk menggodok pendidikan agama dengan cara memindahkan dosen-dosen hebat yang ada di perguruan tinggi agama di Pulau Jawa untuk mengajar di perguruan tinggi agama yang ada di bagian Indonesia timur begitupun sebaliknya.
Gubernur beralasan, ketimpangan pendidikan yang terjadi di Indonesia Timur, Jawa dan Barat sangat luar biasa pengaruhnya. Kalau terobosan ini tidak bisa dilakukan maka pendidikan di Jawa akan semakin maju dan pendidikan di Indonesia Timur semakin lambat.
"Meski begitu cara menggodok pendidikan di Indonesia. Jadi sekitat dua atau tiga profesor atau doktor yang hebat di Pulau Jawa dapat dikirim ke Sulawesi, Maluku dan UIN Mataram. Mungkin selama setahun atau dua tahun untuk menularkan tradisi pengalaman dan pengetahuan baru," usul mantan anggota DPRI 3 periode ini.
Gubernur menyebut, Menteri Agama memiliki kesempatan yang besar untuk merubah dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga mimpi Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban Islam dunia akan menjadi kenyataan. "Sebab, merekat kebhinekaan bukan hanya wacana tapi akan menjadi kenyataan," kata Gubernur.