Labuhanbatu, Gatra.com - Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Labuhanbatu berkeinginan agar pemuda tetap berada dilingkungan masjid ataupun musholla.
Menurut Sekum BKPRMI Labuhanbatu, Syafaruddin Siagian saat berkunjung ke Kecamatan Bilah Barat, kehadiran pemuda di masjid atau musholla akan berdampak kebiasaan sehingga menciptakan generasi yang islami.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar keengganan pemuda beralih menjadi kebiasaan, misalnya, biarkan para pemuda bermain di masjid sehingga menjadi tempat mencari jati diri dengan dibarengi pemahaman agama.
"Biarkan pemuda bermain di masjid, mau main hp, bicara-bicara, bahkan sampai larut malam. Dengan begitu, tumbuh pemahaman bahwa masjid sebagai sentral kemakmuran umat di tengah zaman terus berkembang," terangnya.
Selain itu, jika pemuda membahas tentang perpolitikan, maka sebaiknya membiarkan hal itu. Sebab, di jaman nabi, lingkungan masjid menjadi tempat pembahasan politik, strategi, perjodohan, bisnis dan lainnya.
Justru, lanjut Sekum BKPRMI Labuhanbatu itu, ketika dijadikan sentral kegiatan positif, maka masjid akan makmur seperti di zaman Nabi. Tugas para da'i, dan ormas yang berkaitan dengan masjid, jangan juga hanya meneriaki anak muda untuk datang ke masjid.
Pihaknya berharap, jangan lagi ada larangan bagi anak-anak bermain dan bercanda di lingkungan masjid, musholla dan suraw. Karena dengan begitu timbul rasa cintai dan kebiasaan untuk berkomunikasi disana.
Semua pihak sebaiknya menghilangkan anggapan bahwa masjid hanya untuk orang sholat dan membaca al-qur'an. Namun harus mampu menjadikan sebuah tempat i'tikaf diisi dengan aneka ibadah, minimal zikiran sambil rebahan.
"Tinggal pengurus masjid dan orangtua tetap mengawasi kegiatan itu. Tetap arahkan kegiatan positif yang berdasarkan dari Al-Qur'an. Ayo kita sama-sama menjadikan masjid sebagai tempat pemuda berkreasi islami," saran Syafaruddin Siagian lagi.