Solo, Gatra.com – Pemerintah Kota Solo tak akan menerapkan lockdown untuk penanganan covid-19. Solo ingin tiru negara Swedia untuk penanganannya.
Hal ini dikatakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo Ahyani, Kamis (17/9).
Menurutnya negara Swedia berhasil menekan angka penyebaran covid-19 hanya dengan menjaga jarak secara ketat dan mencuci tangan.
”Negara ini mempunyai angka kasus paling rendah. Tidak ada lockdown dan tidak masalah, tapi masyarakatnya juga acuh, mereka sangat disiplin dengan mencuci tangan dan menerapkan disiplin jaga jarak,” ucap Ahyani.
Penerapan disiplin protokol kesehatan ini dilakukan dengan memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun serta rajin mencuci tangan. Sayangnya di kota Solo ini masih banyak ditemui pelanggaran terhadap protokol kesehatan.
”Makanya kami memperkuat disiplin protokol kesehatan untuk menekan angka penyebaran kasus,” ucapnya.
Diakui Ahyani angka penyebaran kasus di Solo menempati urutan tertinggi keempat. Saat ini sudah lebih dari 500 orang yang tertular virus yang awalnya ditemukan di Wuhan, Tiongkok tersebut.
Sejauh ini pelaksanaan operasi yustisi penggunaan masker di kalangan masyarakat memang dirasa belum efektif menurunkan angka kasus covid-19. Justru pengetatan isolasi wilayah lebih efektif menekan penyebarannya.
”Sebenarnya sudah kami lakukan di Joyontakan dan kami rasa lebih efektif sebenarnya,” ucapnya.
Sementara itu Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan isolasi wilayah dirasa efektif untuk memutus penyebaran covid-19. Menurutnya isolasi lebih tepat untuk Solo, dibandingkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang diterapkan DKI Jakarta. Untuk penerapan PSBB tanpa dukungan kabupaten sekitarnya, Solo akan lebih sulit.
”Solo ini kan didukung oleh kabupaten lain,” ucapnya.