Padang, Gatra.com- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno, mengajak masyarakat Ranah Minangkabau memaafkan Puan Maharani, atas ucapannya terkait Sumbar dan Pancasila. Ia menilai ucapan itu ialah doa dari politisi PDI Perjuangan tersebut.
Menurut Irwan, masyarakat ingin polemik ini cepat selesai dengan sikap saling memaafkan. Ia bahkan memandang secara positif yang diucapkan Puan Maharani, meskipun banyak pihak justru menjadikan polemik. Kendati ada kesalahan, alumnus Universitas Indonesia itu mengajak memperbaikinya bersama-sama.
"Kalaulah ucapan Bu Puan dianggap menyinggung masyarakat Sumbar, saya mengajak masyarakat agar memaafkan beliau. Jadi mari ke depan kita jalin silaturahmi untuk kepentingan Sumbar," kata Irwan dalam pernyataan tertulis, Rabu (16/9).
Senada dengan itu, Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Raudha Thaib, juga berpesan agar masalah ucapan anak Megawati Soekarnoputri itu tidak diperpanjang, dan diselesaikan dengan lapang dada. Apalagi, persoalan maaf-memaafkan sudah menjadi budaya bagi orang Minangkabau sejak dulunya.
Raudha lebih lanjut menyampaikan, adat dan budaya Minangkabau baa lam lapang ba padang leba. Tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Baginya, bagaimana pun Puan Maharani juga bagian dari dunsanak yang merupakan bagian Minangkabau. Lebih baik diselesaikan secara mufakat dan musyawarah.
"Ndak ado kusuik nan indak salasai, karuah nan indak ka janiah. Soal pernyataan Puan, tidak perlu lagi diperpanjang. Saya berharap, mari kita lakukan dialog dengan Puan Maharani, namun harus dengan pendekatan kebudayaan, jangan pendekatan politik," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, melontarkan ucapan agar masyarakat Sumbar lebih Pancasilais. Ucapan itu akhirnya menyinggung banyak pihak dan tokoh Ranah Minangkabau. Masyarakat Sumbar akhirnya menuntut Puan Maharani meminta maaf , namun hingga saat ini, Ketua DPR RI belum minta maaf secara langsung.