Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Invoasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa Indonesia saat ini perlu memberi perhatian lebih pada persoalan antariksa.
Mantan Menteri Bappenas menyebut, ada dua alasan mengapa sektor antariksa perlu menjadi perhatian Indonesia saat ini.
Pertama, lanjut Bambang, adalah sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, mau tidak mau upaya untuk mempersatukan telekomunikasi harus dilakukan dengan pendekatan satelit atau dengan pendekatan antariksa.
“Artinya, kita harus mulai lebih serius memperhatikan kemandirian kita di dalam satelit itu sendiri,” ujar Bambang dalam membuka Webinar daring Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rabu (16/9).
Sementara alasan kedua, kata Bambang, dapat dilihat dari pemaknaan kekayaan sumber daya alam Indonesia, utang selama ini hanya terpaku pada sumber daya alam yang ada di permukaan bumi. Padahal jika dilihat dari tiga dimensi, kekayaan sumber daya alam di Indonesia banyak di laut Indonesia dan itu salah satu yang terbaik untuk observasi dalam terutama di laut Banda.
“Satu lagi adalah antariksa. Karena itu juga masih di wilayah Indonesia. Jadi, wilayah Indonesia itu jangan hanya dibatasi pada yang kita lihat kasat mata, tapi juga yang di laut dalam maupun di atas atau antariksa,” jelasnya.
Bambang mendorong agar antariksa dapat menjadi bagian dari visi dalam menjadikan Indonesia Maju. Sementara Bappenas sendiri telah membuat visi Indonesia Emas tahun 2045, dimana diharapkan Indonesia jadi negara maju dengan GDP berada di peringkat 4 atau 5 di dunia.
“Kalau kita mau ada di posisi tersebut, space atau antariksa harus menjadi salah satu prioritas kita. Tidak bisa lagi, persoalan antariksa hanya dibicarakan dalam soal sains, atau sesuatu teknologi yang mahal dan seolah-olah tidak bisa dijangkau Indonesia. Justru, kita harus mulai menatap antartika menjadi bagian dari main sereal ekonomi kita,” ujar Mantan Menkeu tersebut.
Bambang berharap sektor antariksa dapat menjadi perhatian. Karena dalam sejarahnya, perkembangan keantariksaan di Indonesia, sudah dicanangkan dalam kurun waktu yang lama. Sejak berdirinya LAPAN di tahun 1963, peluncuran satelit Palapa, dan peluncuran satelit mikro pertama LAPAN buatan Indonesia.
“Momentum itu menunjukan sudah adanya visi Indonesia menuju antariksa sejak presiden pertama Bung Karno. artinya, Indonesia meskipun pelan, tapi secara pasti kita mulai serius memasuki dunia antariksa atau ekonomi antariksa,” ujarnya.