Home Milenial Akademisi Khawatir Pilkada Jadi Klaster Baru Covid-19

Akademisi Khawatir Pilkada Jadi Klaster Baru Covid-19

Labuhanbatu, Gatra.com - Sejumlah akademisi di Kabupaten Labuhanbatu membahas pelaksanaan Pilkada tahun 2020 sekaitan semakin berkembangnya pandemi Covid-19. Kerumunan massa berkaitan dengan kampanye masing-masing calon Bupati dan Wakil Bupati Labuhanbatu nantinya, dikhawatirkan akan menjadi Klaster baru penyumbang kasus demi kasus.

Tidak sampai pada pengusung dan pendukung, pelaksanaan tahapan oleh jajaran KPU dan pengawasan petugas Bawaslu, juga merupakan ancaman keselamatan.

Demikian kutipan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Al-Washliyah Labuhanbatu, M Rusli dan Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Labuhanbatu, Irwansyah Hasibuan yang ditemui, Selasa (15/9).

Menurut M Rusli, korban sebaran Covid-19 dibeberapa wilayah di Sumatera Utara (Sumut) semakin bertambah dan butuh penanggulangan yang serius, butuh dana yang besar dan butuh kesadaran bersama-sama.

Jika masih terjadi pengumpulan warga dengan alasan apapun namanya, tidak akan dapat dipastikan kepatuhan penerapan protokoler kesehatan.

"Maka sama saja kita akan memasuki atau membuat klaster-klaster jangkitan terbaru. Sebaiknya, mari kita sama-sama bisa lebih fokus dulu menangani Covid-19 dari pada pagelaran Pilkada ini," terangnya.

Hal senada diutarakan Irwansyah Hasibuan. Dia juga tidak berkaitan dengan kepentingan perpolitikan, melainkan keselamatan ditengah-tengah semakin bertambahnya korban virus tersebut.

"Kalau memungkinkan, sebaiknya ditunda dulu, karena kita belum terbiasa dengan berbagai syarat di era kenormalan baru. Belum semua patuh akan anjuran protokoler kesehatan itu," sebutnya.

Dampak lainnya, sambung Irwansyah, Pilkada ditengah-tengah Covid-19 akan menyebabkan tidak maksimalnya para calon bupati dan wakil bupati menyampaikan visi dan misi disebabkan berbagai aturan.

Kondisi dampak sebaran pandemi telah mengguncang ekonomi masyarakat. Dengan tidak maksimalnya penyampaian visi dan misi, akan kemungkinan munculnya niat-niat bermain uang dalam penentuan pilihan hingga berdampak terpilihnya kandidat yang tidak potensial.

182