Tegal, Gatra.com – Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah terus melonjak dalam sepekan terakhir. Peningkatan kasus ini menjadikan status kewaspadaan Kota Bahari naik menjadi zona orange.
Berdasarkan data yang tercatat di corona.tegalkota.go.id hingga Selasa (15/9), jumlah kasus positif di Kota Tegal mencapai 119 orang. Dari jumlah itu, 16 orang dirawat, 21 orang menjalani isolasi mandiri, 70 orang sembuh, dan 12 orang meninggal.
Jika dibandingkan dengan data sepekan sebelumnya, jumlah kasus itu mengalami penambahan sebanyak 25 kasus baru. Pada sepekan sebelumnya, jumlah kasus terkonfirmasi tercatat ada 94 orang.
Peningkatan jumlah kasus tersebut menjadikan status kewaspadaan di Kota Tegal naik menjadi zona orange atau level sedang dari sebelumnya sempat zona hijau atau level aman kemudian meningkat menjadi zona kuning atau level rendah.
“Sudah kami hitung dari komponen-komponennya, saat ini statusnya zona orange,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tegal, Halamah, Selasa (15/9).
Jika merujuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), status zona orange artinya risiko penyebaran Covid-19di satu daerah terbilang tinggi dan potensi virusnya tidak terkendali. Pada level ini transmisi lokal dan kasus impor dimungkinkan terjadi.
Menurut Halamah, peningkatan kasus yang terus terjadi merupakan hasil tes swab massal dan tracing terhadap kontak erat dari pasien terkonfirmasi positif.
“Kami terus melakukan tes swab di mana-mana. Sekarang targetnya 251 tes swab per minggu. Intinya agar semakin banyak yang terlindungi. Dengan diketahui positif otomatis segera dilakukan isolasi mandiri sehingga virus tidak menyebar ke mana-mana,” ucapnya.
Halamah mengatakan, mayoritas dari pasien yang terkonfirmasi positif menjalani isolasi mandiri. Sebab mereka tidak memiliki gejala dan komorbid. Meski tidak dirawat di rumah sakit, Halamah memastikan pengawasan tetap dilakukan oleh puskemas.
“Pasien yang tidak ada gejala yang paling bagus isolasi mandiri sehingga nanti dia akan membentuk sistem kebebalan tubuh sendiri jadi virus kan mati sendiri. Selain diawasi puskesmas, kelayakan rumahnya juga kita cek. Intinya rumahnya memungkinkan untuk isolas mandiri, kondisinya sehat, dan keluarga tidak crowded,” tandasnya.