Home Kebencanaan Dikritik Kumpulkan Massa, Malah Tuntut Pemda Kasih Contoh

Dikritik Kumpulkan Massa, Malah Tuntut Pemda Kasih Contoh

Sukoharjo, Gatra.com- Kasus Covid-19 masih menjadi ancaman besar di berbagai negara, khususnya di Indonesia. Apalagi di tahun ini, pesta demokrasi bakal digelar secara serentak di 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota. 
 
Sehingga tak heran jika kekhawatiran sering muncul dari sejumlah kalangan, mengingat penyelenggara pilkada 2020 berada dalam Pandemi Covid-19. Namun berbagai aturan yang diterbitkan dinilai akan sia - sia jika tak disertai perubahan perilaku dan disiplin protokol kesehatan dalam pelaksanaannya. Sayangnya, para bakal pasangan calon malah terlihat menyalahkan pihak lain atas dilanggarnya protokol kesehatan di saat pendaftaran.
 
"Pembatasan kegiatan (kerumunan) masyarakat untuk mencegah agar Pilkada tidak menjadi klaster baru corona itu sangat baik. Tapi aturan itu juga jangan dilanggar sendiri oleh (oknum pejabat) pemerintah," kata Joko Santosa, bakal calon Bupati Sukoharjo yang akan bertarung melawan Etik Suryani di Pilkada 2020 ini, Senin (14/9).
 
Hal itu disampaikan, menanggapi kritik atas banyaknya massa pendukung yang ikut hadir saat pendaftaran bapaslon di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo beberapa hari lalu. Baik Etik yang berpasangan dengan Agus Santosa mantan Sekda Sukoharjo, maupun Joko Santosa yang berpasangan dengan Wiwaha Aji Santosa. Dimana saat pendaftaran lalu, kedua bapaslon sama - sama diikuti oleh massa pendukung.
 
Saat mendaftar ke KPU pada Jum'at (4/9) lalu, Etik - Agus (EA) bapaslon dari PDIP, Golkar, Nasdem dan Demokrat ini diikuti rombongan besar pendukung dengan konvoi mobil branding EA berwarna khas merah berjalan beriringan berangkat start dari Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. Sedangkan pasangan Joko - Wiwaha atau JosWi diusung dari Partai Gerindra, PAN , PKS dan PKB, menyusul dihari terakhir pendaftaran, Minggu (6/9), dengan jumlah massa pendukung yang ikut mengantar lebih banyak. 
 
"Jadi dalam hal aturan pembatasan sosial, pemerintah (daerah) sendiri juga harus memberi contoh. Jangan sampai aturan yang sudah dibuat dilanggar sendiri, sehingga memantik masyarakat juga ikut melakukan dengan cara berlebihan," ujar pria yang akrab disapa Joko Paloma tersebut.
 
Joko berkilah, semula pihaknya bersama parpol pengusung dan pendukung sudah membatasi jumlah pengantar yang akan ikut ke KPU, namun diluar dugaan, ternyata yang datang dengan inisiatif sendiri sangat banyak.
 
"Yang jelas kami sepenuhnya mendukung terbitnya segala peraturan dari pemerintah dalam upaya pencegahan penularan wabah corona. Namun sekali lagi, aturan itu juga harus disertai contoh. Jangan sampai menjadi kontra produktif," tandasnya. 
1054