Medan, Gatra.com- PAN berubah haluan, KPU menerima pendaftaran Bakal Pasangan Calon (Bapasol) kepala daerah dan wakil kepala daerah, H Ir Soekirman dan Tengku Ryan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara. Bupati petahana tersebut resmi menjadi Bakal Calon (Balon) dengan dukungan Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasional Demokrasi (Nasdem) pada Sabtu (12/9).
Ketua KPU Sergai, Erdian Wirajaya mengatakan bahwa pihaknya menerima pendaftaran pasangan yang akrab disapa Beriman dan Trendi tersebut setelah adanya perubahan dukungan dari PAN selalu Partai pengusung. Sebelumnya PAN memberikan dukungan kepada pasangan Darma Wijaya atau Wiwik dengan Adlin Tambunan. Namun Saat pendaftaran pada perpanjangan waktu, pengurus DPP PAN membawa surat pembatalan dukungan terhadap Wiwik-Adlin Tambunan. "KPU menerima pendaftaran tersebut sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) 758. Karena sebelumnya kita menggunakan 716. Jadi ada ruang untuk menghindari calon tunggal," terangnya kepada gatra.com saat di konfirmasi melalui seluler.
Mantan wartawan tersebut mengatakan pembatalan dukungan dari PAN tidak mempengaruhi pencalonan pasangan Darma Wijaya dan Adlin. Karena syarat 20 persen dukungan kursi di DPRD tetap terpenuhi. "Sebelumnya kan 33 kursi dari total 45 kursi di DPRD Sergai. Kemudian berkurang 4 ini masih memenuhi 20 persen. Pembatalan itu juga merupakan kewenangan dari partai politik tingkat pusat. Maka tadi dua pengurus DPP datang membawa mandat dari Ketum PAN Zulkifli Hasan," ujarnya.
KPU selanjutnya bakal melakukan verifikasi berkas. Selain itu, dua bakal paslon akan melakukan pemeriksaan kesehatan susulan. "Pasangan Soekirman ini jadinya diusung oleh PKS 2 kursi, NasDem itu 6 kursi, kemudian PAN itu 4 kursi. Total 12 kursi, jadi dia memenuhi persyaratan batas minimal itu 9 kursi dari 45 kursi yang ada di DPRD Serdang Bedagai," jelasnya.
Sementara Balon Bupati Sergai, Soekirman mengatakan bahwa ada kriminalisasi demokrasi yang ingin dilakukan sejumlah pihak di Sergai. Menurut tokoh LSM Sumut tersebut upaya itu tidak berhasil. Karena keinginan calon tunggal lahir dari niat - niat kaum borjuis dan kapitalis lokal yang tidak mampu mengambil suara rakyat. "Karena rakyat tau siapa pemimpinnya. Rakyat bersatu tak terkalahkan. Suara rakyat adalah suara Tuhan," katanya.