Karanganyar, Gatra.com - Pilkada serentak sudah mulai hiruk pikuknya. Namun, pesanan atribut pasangan calon bupati wakil bupati maupun parpol pengusung yang digadang-gadang mampu menggeliatkan usaha konveksi, ternyata tak berpengaruh signifikan. Dampak pandemi Covid-19 bagi UKM sektor ini dirasakan terlalu berat.
Pemilik Konveksi Jersey Wikwik Apparel di Dusun Pundungrejo Rt 04 Rw I Desa Jati Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah Dendi Christanto mengaku hanya menggarap pesanan parsial dari timses calon. Misalnya, masker bertuliskan nama paslon dan kaus bergambar logo parpol pengusung. Lemahnya komitmen dan pesanan kurang realistis dari timses menjadi problem klasik.
"Sebenarnya dana riil yang disediakan berapa, saya kurang tahu. Yang sampai ke saya, sudah dari berapa banyak penghubung. Akhirnya dana jadi minim karena sudah banyak dipotong. Selain itu deadline mepet. Saya sudah hafal betul permainannya," kata Dendi kepada Gatra.com di bengkel kerjanya, Jumat (11/9).
Sejauh ini, ia sudah menyelesaikan pesanan 1.000 pcs masker bertuliskan bapaslon Walikota Wakil Walikota Solo Gibran-Teguh pada Agustus lalu. Timses selain memesan ke konveksinya juga ke tempat usaha lain.
"Butuhnya 3.000 pcs. Yang masuk ke saya 1.000 pcs," katanya.
Dendi juga menerima pesanan pembuatan kaos bergambar dari timses bapaslon Bupati Wakil Bupati Sukoharjo Etik-Agus dan rivalnya Joko Paloma-Wiwaha Aji Santosa. Pesanan lain terpaksa ditolak karena kurang menguntungkan.
"Yang ditolak itu karena budgetnya enggak masuk dan deadlinenya tidak masuk akal. Pernah saat Pilpres kemarin, pesan 5 juta pcs yang harus diselesaikan 1 bulan. Kami tidak mampu. Meskipun pekerjaan sudah dibagi ke mitra, katanya.
Keuntungan yang didapatkan juga tak banyak. Ia menyontohkan, laba tak sampai Rp 1.000 per potong kaos. Jenis kaos dari bahan hyget tergolong paling murah, kurang dari Rp10 ribu per pcs. Biasanya, jenis ini yang paling banyak dipesan.
"Ada jenis fullprint per pcs Rp25 ribu. Tapi yang paling banyak dipesan hyget karena murah. Itu pun kami tidak banyak ambil untung, katanya.
Dibandingkan Pilkada Karanganyar pada 2018 lalu, pesanan saat ini sangat jauh berkurang. Pandemi Covid-19 yang memukul telak usaha konveksi belum bisa dipulihkan hanya dengan masuknya pesanan atribut dari timses peserta Pilkada serentak 2020.
"Mungkin timses memiliki strategi tertentu. Apalagi perekonomian sekarang sedang tidak bagus. Yang jelas pesanan dari mereka tidak berpengaruh signifikan. Kami masih bisa bertahan saja sudah bagus," katanya.
Di bengkel kerjanya, Dendi dibantu tujuh pegawai. Mereka didukung peralatan mulai dari mesin cetak, obras dan mesin pemotong kain. Dari segi peralatan, ia menjamin mampu memproduksi nonstop. Hanya saja, pesanan yang masuk memang berkurang drastis.