Yogyakarta, Gatra.com – Seorang pegawai Bank Negara Indonesia (BNI) di kantor wilayah Yogyakarta terpapar Covid-19. Pihak manajemen pun mengalihkan operasional 50 persen layanan BNI di Kota Yogyakarta.
Kepala Regional BNI Kantor Wilayah Yogyakarta, Moh. Hisyam, mengatakan, pegawai tersebut saat ini sedang menjalani isolasi dan pengobatan.
“BNI Kanwil Yogyakarta melakukan tracking kepada yang bersangkutan dan mewajibkan kepada seluruh petugas BNI di dalam satu gedung untuk rapid serta swab test untuk meminimalkan penyebaran,” kata Hisyam dalam keterangan tertulis, Jumat (11/9).
Hisyam mengatakan, BNI Kantor Cabang Yogyakarta juga telah mengalihkan operasioal 50 persen layanan ke outlet lain karena sejumlah outlet disemprot disinfektan dan dibersihkan.
“Nasabah tidak perlu khawatir karena transaksi dapat dilakukan di outlet BNI yang buka layanan serta melalui e-channel BNI, seperti ATM, mobile banking, sms banking, phone banking, internet banking, aplikasi BNI assistant,” kata Hisyam.
Secara terpisah, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan, belum mendapat informasi detail soal pekerja BNI Kantor Wilayah Yogyakarta yang terpapar Covid-19.
“Mungkin karena bukan orang Kota Yogya. Meskipun kejadian di kota, kalau domisili di luar kota biasanya kami kadang tidak dapat laporan karena laporannya di domisili,” kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta itu.
Heroe mengatakan, akhir-akhir ini Covid-19 memang cenderung menyebar di perkantoran dan rumah di Kota Yogyakarta. Selama masa pandemi ini, Covid-19 diketahui menular di 6-7 kantor dan 27 keluarga di Kota Yogyakarta.
Menurut Heroe, rumah dan kantor kadang melupakan protokol Covid-19. “Kita tidak tahu saat pulang, pergi ke mana saja, kemudian kembali ke kantor, temannya menganggap masih seperti kemarin," kata dia.
Apalagi saat ini banyak penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala (OTG). "Kalau bergejala pasti sudah mencoba memisahkan diri secara otomatis. Tapi OTG merasa tidak sakit maka aktivitasnya normal,” katanya.
Heroe mengimbau seluruh pihak kembali menegakkan protokol kesehatan seperti awal masa pandemi. “Kalau kita masih sembrono, meremehkan, tidak sungguh-sungguh, kasus akan berkembang. Jadi mumpung kita masih mampu mengendalikan, sebaran belum luas, jadi krusial menggerakkan protokol Covid,” ucapnya.