Jakarta, Gatra.com - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau dikenal dengan PT SMI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$ 700 juta atau setara Rp10,26 triliun.
Fasilitas tersebut merupakan pinjaman sindikasi offshore terbesar yang diperoleh PT SMI dari mitra perbankan yang berasal dari Indonesia, Singapura, Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan.
Proses perolehan fasilitas didukung oleh beberapa Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (MLAB) yang terdiri dari MUFG Bank Ltd, United Overseas Bank (UOB), Standard Chartered Bank, Bank of China (Hong Kong), dan CTBC Bank Co., Ltd.
Pinjaman itu merupakan sindikasi kedua yang diperoleh PT SMI, setelah 2014 perusahaan menerima pinjaman sindikasi pertama sebesar US$ 175 juta. Kegiatan penandatanganan perjanjian pinjaman sindikasi turut dihadiri oleh Direktur Utama PT SMI, Edwin Syahruzad, bersama perwakilan MLAB di Hotel Kempinski, Jakarta (10/9).
Edwin Syahruzad dalam sambutannya menyatakan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan oleh mitra perbankan asing yang mendukung terlaksananya perjanjian pinjaman sindikasi terbesar yang pernah dibukukan institusi ini.
Perjanjian tersebut menjadi wujud bagi PT SMI yang berhasil menjadi entitas dengan reputasi baik. Perjanjian juga menjadi sinyal bahwa sektor pembangunan infrastruktur memiliki daya tahan atau resiliensi sehingga akan terus menjadi sektor strategis meskipun di tengah ancaman resesi ekonomi. “Harapan kami, keberlanjutan pembangunan infrastruktur dapat menjadi pemicu untuk membangun kembali perekonomian pada fase recovery dari pandemi,” ujar Edwin.
Diketahui target awal pinjaman adalah sebesar US$ 500 juta dengan opsi greenshoe sebesar US$ 200 juta. Dengan permintaan yang tinggi, PT SMI berhasil mendapatkan total pinjaman sindikasi senilai US$ 700 juta meskipun tengah terjadi pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Adapun rencana penggunaan dana pinjaman sindikasi yakni untuk refinancing dan memenuhi kebutuhan pembiayaan baru yang diperuntukkan bagi pembangunan proyek infrastruktur, sehingga struktur asset liability management perusahaan akan menjadi lebih sehat.
Berbagai proyek yang telah difasilitasi PT SMI dari berbagai sektor telah memberikan multiplier effect yang besar. Hingga Juli 2020, PT SMI mampu memberikan efek pengganda hingga 6,79 kali dari total komitmen dan 22,22 kali dari modal disetor. Hal itu sejalan dengan visi PT SMI dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur di Indonesia dengan fasilitas pembiayaan yang kreatif dan inovatif dan memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat di Indonesia.
Dalam situasi perekonomian saat ini, PT SMI kembali membuktikan performanya dalam menarik investor asing ke dalam sektor infrastruktur. Dengan total aset Rp79,8 triliun dan total ekuitas Rp37 triliun, total nilai proyek yang dibiayai oleh PT SMI hingga Juli 2020 mencapai Rp678,16 triliun dengan total komitmen Rp99,9 triliun dan total outstanding Rp65,8 triliun. Hal itu membuktikan bahwa sektor infrastruktur adalah asset class yang sangat diminati.
PT SMI telah menghimpun dana dari berbagai sumber yang berasal dari pasar modal, perbankan, dan institusi internasional. Sejak 2014, PT SMI aktif menerbitkan obligasi dan mendapat respon yang baik dan beberapa kali oversubscribed, baik dari investor lokal maupun asing. Dengan total obligasi yang diterbitkan mencapai Rp29 triliun, PT SMI menjadi emiten dengan outstanding obligasi korporasi terbesar ke 4 di Indonesia. Dari total obligasi outstanding sebesar Rp23 triliun, 20% di antaranya dimiliki oleh investor asing sehingga menegaskan kepercayaan investor terhadap Indonesia sangat tinggi, khususnya pada PT SMI dan sektor infrastruktur.
Kepercayaan investor kepada PT SMI tidak lepas dari peringkat korporasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat lokal dan internasional. Dengan peringkat idAAA (stable outlook) yang disandang PT SMI, PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menilai dampak Covid-19 terhadap industri pembiayaan infrastruktur moderat.
Pada periode sebelumnya, di bulan Mei 2020 PT SMI secara konsisten meraih rating BBB dan AAA (idn) pada level internasional (stable outlook) dari Fitch Ratings. Hal itu membuktikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.