Teheran, Gatra.com - Angkatan Laut Iran memulai latihan tiga hari di Laut Oman dekat Selat Hormuz yang strategis pada hari Kamis, mengerahkan berbagai kapal perang, drone, dan rudal. Salah satu tujuan latihan itu adalah untuk merancang "strategi ofensif dan defensif taktis untuk menjaga perairan teritorial negara dan jalur pelayaran," kata militer di situsnya. Demikian AFP, 10/9.
"Angkatan laut akan menguji coba rudal dan torpedo permukaan-ke-permukaan dan pantai-ke-laut, dan sistem peluncuran roket yang dipasang di kapal perang, kapal selam, pesawat terbang dan drone," tambahnya.
Dijuluki "Zolfaghar 99", latihan itu akan diadakan di lebih dari dua juta kilometer persegi (772.000 mil persegi) laut yang membentang dari bagian utara Samudera Hindia hingga ujung timur Selat Hormuz, jalur pelayaran sensitif dari Teluk melalui yang dilewati seperlima dari produksi minyak dunia.
Juru bicara latihan, Komodor Shahram Irani, mengatakan bahwa pesawat asing, terutama pesawat tak berawak AS, telah diperingatkan untuk menjauhi daerah tersebut. "Kami melihat kegiatan terfokus oleh UAV Amerika (kendaraan udara tak berawak) untuk mengumpulkan informasi tentang latihan tersebut," katanya kepada situs web angkatan bersenjata. Dia menambahkan bahwa pesawat AS telah meninggalkan daerah itu.
Pada Juli, kekuatan ideologis Iran, Korps Pengawal Revolusi Islam, meledakkan kapal induk AS tiruan dengan rudal selama latihan di dekat Selat Hormuz. Angkatan Laut AS mengutuk manuver tersebut sebagai "tidak bertanggung jawab dan sembrono", dan upaya "untuk mengintimidasi dan memaksa".
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir penting dengan Teheran pada 2018 dan secara sepihak memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan.
Permusuhan mereka semakin dalam setelah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan jenderal Iran Qasem Soleimani di luar bandara Baghdad pada Januari, mendorong Iran untuk membalas dengan serangan rudal terhadap pangkalan yang digunakan oleh militer AS di negara tetangga Irak.