Tokyo, Gatra.com – Sejumlah ahli mengatakan bahwa suasana yang lebih tenang di dalam ruangan meski berada di tempat yang berisiko tinggi, seperti rumah sakit dan restoran, dapat membantu mengurangi risiko penularan virus korona.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menurunkan volume berbicara, dapat mengurangi penyebaran penyakit.
Dikutip Reuters, Kamis (10/9), para ilmuwan menyebut bahwa upaya untuk mengendalikan transmisi, pengurangan volumen sampai 6 desibel dalam tingkat bicara rata-rata, dapat memiliki efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan.
“Hasilnya menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan penerapan 'zona tenang' di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti ruang tunggu rumah sakit atau fasilitas makan,” tulis enam peneliti dari University of California, Davis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengubah pedomannya pada bulan Juli untuk mengakui kemungkinan penularan aerosol, seperti selama latihan paduan suara, atau saat di restoran atau kelas kebugaran.
Sebuah surat kabar menguraikan bahwa tetesan mikroskopis yang dikeluarkan saat berbicara menguap meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar sehingga membawa virus yang layak.
Peningkatan kenyaringan sekitar 35 desibel, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel sebanyak 50 kali lipat.
Adapun percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel, sedangkan kebisingan sekitar di restoran sekitar 70.
“Tidak semua lingkungan dalam ruangan sama dalam hal risiko penularan aerosol,” kata ketua peneliti William Ristenpart.
“Ruang kelas yang ramai tapi sepi jauh lebih tidak berbahaya dibandingkan bar karaoke yang tidak ramai di mana pengunjung berada jauh secara sosial, tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras,” katanya.
Menurut perhitungan Reuters, jumlah kematian global akibat virus itu melampaui 900.000 pada Rabu, sementara kasus di seluruh dunia mencapai 27,7 juta, penghitungan Reuters. Rata-rata lebih dari 5.600 orang meninggal setiap hari.