Semarang, Gatra.com - Guna mencegah klaster baru pilkada 2020, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan kepada KPU agar pelaksanaan debat kandidat calon kepala daerah digelar secara virtual.
Selain itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) supaya memaksimalkan media sosial untuk menyampaikan visi dan misi pasangan calon (paslon) kepala daerah pada pilkada mendatang.
“Mengusulkan kepada KPU kalau bisa nanti debat-debat paslon secara langsung tidak usah ada, dilakukan virtual saja,” kata Ganjar seusai mengikuti Rapat Kordinator Khusus Tingkat Menteri yang dipimpin Menko Polhukam melalui konferensi video, Rabu (9/9).
Rakor koordinator khusus (Rakorsus) itu untuk mengingatkan kepada para kepala daerah untuk mempersiapkan pilkada serentak 2020 dengan hati-hati.
Lebih lanjut Ganjar mengatakan, tahapan penyampaian visi dan misi paslon yang biasanya mengundang banyak massa, juga dapat dilakukan dengan memaksimalkan media sosial atau media elektronik.
“Mengingatkan ya agar tidak terjadi situasi yang nanti mempengaruhi kondisi kesehatan karena lagi pandemi Covid-19 agar tidak terjadi klaster pilkada,” ujarnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng ini kemudian menyinggung kejadian di Boyolali, di mana sempat muncul klaster Covid-19 dari pengawas pilkada, karena tidak mendapatkan informasi yang baik sehingga bahaya.
Menurut Ganjar, dalam rakorsus tidak ada sorotan khusus terhadap pelaksanaan pilkada di 21 kabupaten/kota di Jateng, hanya Kota Semarang yang harus dicermati karena masih zona merah Covid-19.
“Kota Semarang memang harus lebih ketat memberlakukan protokol kesehatan pada pilkada mendatang,” katanya.
Sebelumnya, Ganjar telah memperingatkan KPU untuk memperketat protokol kesehatan Covid-19 terutama pada masa kampanye pilkada Desember 2020.
Terlebih pada masa pendaftaran bakal pasangan calon banyak kerumunan massa pendukung yang tidak patuh protokol kesehatan.