Yogyakarta, Gatra.com – Penularan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, makin banyak terjadi di lingkup keluarga belakangan ini. Hal ini karena protokol pencegahan Covid-19 tidak lagi dijalankan seperti pada saat awal pandemi.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, saat ini ada 68 penderita Covid-19 yang masih dirawat. Tercatat 27 keluarga di Kota Yogyakarta mengalami penularan Covid-19.
“Paling tinggi itu kasus (warung) soto Lamongan yang ada 15 orang dalam satu keluarga. Fenomena yang harus diwaspadai sebaran di keluarga,” kata Heroe dalam konferensi pers di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (9/9) sore.
Menurut Heroe, tingginya penularan atau transmisi di keluarga karena aktivitas sosial dan ekonomi warga tak diiringi dengan kedisiplinan penerapan protokol Covid-19 di dalam keluarga.
“Artinya, mungkin di antara kita begitu sampai di rumah, protokol Covid tidak dijalankan seperti saat di awal pandemi. Sampai di rumah harus lepaskan seluruh baju, mandi, baru berkumpul dengan keluarga,” kata Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta ini.
Heroe berkata, saat ini ada dua kasus penularan Covid-19 yang menonjol di Kota Yogyakarta, yaitu kasus di Kelurahan Kotabaru dan klaster warung soto Lamongan di Umbulharjo. “Kasus di Kotabaru total ada sembilan orang yang terkonfirmasi positif. Adapun klaster soto Lamongan total sudah 23 orang,” katanya.
Menurutnya, penularan Covid-19 di Kotabaru diketahui setelah seorang pria usia 81 tahun meninggal dunia pada 26 Agustus lalu. “Almarhum baru diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 pada 28 Agustus,” katanya.
Setelah dilacak, satu anak dan dua cucu pria tersebut juga positif Covid-19. Selanjutnya Covid-19 diketahui juga menjangkiti Lurah Kotabaru, Ketua RW dan petugas perlindungan masyarakat (linmas) setempat, serta satu orang dari luar Kotabaru.
“Sebenarnya ini semua yang menjadikan menyebar karena anaknya (laki-laki yang meninggal) seorang aktivis di kampung. Dia (aktivitas) sosialnya tinggi, banyak membantu tetangga-tetangganya. Jadi banyak yang kontak erat,” katanya.
Heroe mengatakan, penyebab awal Covid-19 di Kotabaru belum diketahui. Namun keluarga tersebut usai menerima salah satu anak mereka dari Jakarta.
“Kami masih belum tahu penyebab awalnya dari mana, apakah dari anaknya yang aktivis kampung itu atau tamu dari Jakarta. Kalau yang meninggal itu tidak pergi ke mana-mana,” ucapnya.
Adapun klaster warung soto bertambah tiga orang positif Covid-19 dari pembeli. “Rinciannya dari Bantul ada dua orang, satu dari Magelang (Jawa Tengah),” kata Heroe. Dengan demikian, delapan pembeli soto di warung itu terpapar Covid-19 dengan total 23 kasus.
Heroe mengatakan, salah satu dari tiga pembeli itu tidak makan di warung. “Dia beli, dibawa pulang. Saat beli pun memakai masker. Tapi sempat ngobrol lama dengan penjualnya. Mungkin sudah langganan,” ucapnya.