Jakarta, Gatra.com - Memperingati Hari Aksara Internasional tahun 2020 ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim berpesan bahwa semangat untuk mengenal keaksaraan di masyarakat harus dilakukan secara mendalam. Sehingga, Ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air juga makin terus berkembang, sebagai penopang kesuksesan Indonesia di masa kini dan masa depan.
Kemendikbud juga menetapkan tema besar dalam peringatan Hari Aksara Internasional ini yaitu pembelajaran literasi di masa pandemi Covid-19.
Nadiem mengatakan, momentum perubahan paradigma pendidikan membuat pemerintah terus mengupayakan agar masyarakat dapat lepas merdeka dari permasalahan buta aksara.
"Berbagai strategi penuntasan buta aksara pun dilakukan di Kemendikbud. Di antaranya memutakhirkan data buta aksara, memperluas layanan program pendidikan keaksaraan, mengembangkan sinergi dalam upaya penumpasan buta aksara dan pemeliharaan keberaksaraan pada warga masyarakat, serta yang terakhir mengakselerasi inovasi layanan program keaksaraan, utamanya pada daerah terpadat buta aksara," ujar Mendikbud Nadiem dalam sambutan Kegiatan Peringatan Hari Aksara Internasional Kemendikbud secara daring, Selasa (8/9).
Mendikbud mengaku bahwa saat ini Pemerintah melalui Kemendikbud juga tengah memperjuangkan pendidikan inklusif termasuk di tengah situasi pandemi seperti sekarang.
"Di mana kita harus mengambil hikmah dari pandemi saat ini. Kita harus yakin akan keluar yang terus memiliki harapan dan cita-cita untuk mengentaskan buta aksara dari negara negara kita tercinta dan bersama-sama menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia" jelasnya.
Diketahui sebelumnya, problem buta aksara masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kemendikbud. Berdasarkan data Kemendikbud, meski angka buta aksara berangsur menurun sejak tahun 2011 lalu, namun di tahun ini tercatat masih ada tercatat ada 6 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan barat Hingga Papua yang angka buta aksaranya masih tinggi.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri menyebut, 6 wilayah dengan Presentase buta aksara yang tinggi tersebut yakni Papua 21,9 Persen, Nusa Tenggara Barat (NTB) 7,46 persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) 4,24 persen, Sulawesi Selatan 4,22 persen, Sulawesi Barat itu 3,98 persen dan Kalimantan Barat 3,81 persen.
"Daerah tersebut perlu mendapat perhatian lebih, supaya permasalahan buta aksara ini bisa ditekan hingga angka nol persen," kata Jumeri.