Home Kesehatan Petugas Sensus Tak Bisa Mendata Mereka yang Isolasi Mandiri

Petugas Sensus Tak Bisa Mendata Mereka yang Isolasi Mandiri

Karanganyar, Gatra.com - Petugas sensus penduduk 2020 di Kabupaten Karananyar kesulitan melakukan home visit alias kunjungan di rumah penduduk yang sedang melakukan isolasi mandiri. Dengan hanya mengkroscek di Satuan Lingkungan Setempat (SLS), dikhawatirkan data diperoleh kurang valid.

Kepala BPS Karanganyar Dewi Trirahayu mengatakan petugasnya tidak bisa memaksakan diri masuk ke rumah penduduk kategori tersebut. Sebab, warga isolasi mandiri berpotensi menularkan virus Covid-19 atau sedang menunggu hasil swab PCR. Di lingkungan tempat tinggalnya juga cenderung menolak kedatangan warga dari luar.

“Makanya itu kami laporkan ke Pak Bupati saat kunjungan petugas sensus ke rumahnya tadi pagi. Kesulitan yang kami hadapi. Apalagi jumlah kasus Covid-19 di Karanganyar mengalami kenaikan,” katanya kepada Gatra.com usai sensus penduduk di kediaman Bupati Karanganyar Juliyatmono di Dusun Pokoh, Desa Ngijo Tasikmadu, Selasa (8/9).

Para petugas lapangan sensus penduduk tidak bisa memetakan secara manual warga isolasi mandiri mapun wilayah rawan penularan Covid-19. Ia berharap Bupati Juliyatmono selaku Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karanganyar menginformasikan peta sebaran kasus terkini. Informasi itu menjadi modal petugasnya sebelum melakukan home visit.

Lebih lanjut dikatakannya, petugas sensus penduduk yang terhalang penduduk isolasi mandiri biasanya mengkroscek ke SLS seperti ketua RT RW, kadus dan kades atau lurah. Persoalannya, tak semuanya bisa memiliki data warga yang berdomisili. Bagi warga yang tidak tinggal permanen, biasanya kurang aktif melaporkan keberadaannya di SLS.

Dewi mengatakan, sejak mengawali sensus penduduk di lapangan, petugasnya telah mendatangi 50 persen sasaran dari perkiraan jumlah penduduk 886 ribu jiwa.

“Yang sudah clear baru 21,6 persen. Untuk perkiraan PPLS 2019 ada 886 ribu jiwa. Namun kondisi riil lapangan pasti berbeda,” katanya.

Nantinya data penduduk yang dihimpun ini akan dijadikan dasar perencanaan pembangunan 10 tahun ke depan. Bukan hanya ditingkat nasional namun digunakan sampai tingkat internasional, mengingat data BPS potensial acuannya.

Dewi mengaku optimistis sensus penduduk 2020 di Karanganyar selesai hingga 15 September mendatang. Persoalan selain terhadang Covid-19 juga keberadaan warga pendatang yang tidak menetap permanen. Ia mengaku bersyukur sejauh ini belum ada petugas mengeluh mengalami gejala terpapar Covid-19.

“Sekali rapid tes sekitar 850 petugas lapangan. Hasilnya non reaktif. Selama ini enggak ada keluhan apa-apa terkait kesehatannya. Lagipula mereka menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Selain itu memang anggaran BPS hanya untuk sekali rapid tes,” katanya.

Sementara itu Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan petugas BPS masih memiliki waktu hingga 15 September, untuk home visit, jika saat ini menemui penduduk isolasi mandiri. Ia mendapat laporan hal itu di wilayah Desa Ngringo, Jaten.

“Sabar dulu sampai isolasi mandiri selesai. Memang benar data riil didapatkan saat door to door. Siapa saja yang tinggal di rumah itu dikroscek. Bisa ber-KTP setempat atau hanya domisili saja karena KTP luar kota. Enggak masalah,” katanya.

117